-
Review Novel: Graceling - Kristin Cashore
Thursday, February 28, 2013
Graceling by Kristin Cashore
My rating: 1 of 5 stars
Buku yang dibaca buat baca bareng Indonesians Who Love English Books. Berhubung buku fantasi jadi saya ikutan baca bereng kali ini. Well, let the party, full of spoiler tags, begin.
Kita mulai dari nama. Katsa? Ok. Randa? Ok. Oll? O...ke. Po?
(Sumber: Facebook Meme Comic Indonesia)
Lalu ada lagi Bitterblue yang pengin bikin saya goyang gergaji saking gemesnya.
Jadi ceritanya si Katsa ini adalah seorang Graceling, seseorang yang memiliki bakat khusus yang disebut Grace. Gracenya si Katsa adalah kemampuan bertarung/membunuh. Hal ini membuatnya bekerja pada Raja Randa sebagai pembunuh gelap.
Suatu hari Katsa bertemu dengan Po, seorang pangeran dengan satu mata bewarna emas dan satunya perak. Hal yang menandakan Po sebagai seseorang dengan Grace. Po mengakui bahwa dia juga memiliki Grace bertarung, sama seperti Katsa.
Di luar dugaan, Po mampu mengimbangi Katsa dalam pertarungan. Hal ini membuat mereka dekat sebagai sparing partner.
Sampai sini kita berhenti sejenak untuk bicara soal konsep Grace. Jujur buat saya Grace ini nama lain untuk bakat. Ada orang dengan bakat fisik seperti Katsa, yang membuatnya tangkas dan mahir bela diri. Ada juga Grace yang membuat orang jago dengan angka atau bahkan yang rada "tidak berguna" (menurut buku ini), seperti bicara terbalik atau memanjat pohon.
Tapi kemudian ada juga orang-orang dengan Grace tidak biasa, seperti Po yang punya kemampuan mendeteksi orang, benda, dan perasaan atau Raja Leck, si tokoh antagonis, yang punya kemampuan mempengaruhi pikiran orang lain.
Akibatnya konsep Grace ini membingungkan buat saya. Apakah Grace sekedar bakat yang terasah, ataukah kemampuan magis yang mampu membuat orang, oh entahlah, menjadi manusia radar, atau menyemburkan api, atau mengubah sampah jadi pohon, misalnya? (Jujur saya agak teringat sama "The Law of Ueki" pas baca buku ini.)
Tambah lagi perubahan Gracenya Katsa yang semula bertarung/membunuh jadi survival dan Po yang ternyata seorang manusia radar. Well, there you go. You have your invincible leading female protagonist. Itu semacam Grace yang menjamin Katsa bisa keluar dari kondisi bagaimanapun karena, well, she is a survivor, yang bisa survive dari apa saja.
Secara Grace, Po sangat mengingatkan saya pada Toph Bei Fong, si pengendali tanah dari Avatar: The Legend of Aang. Apa lagi setelah di bagian akhir ketahuan kalau si Po ini buta setelah dia kena serangan sewaktu gagal membunuh Raja Leck. Beh, jadi versi prianya si cewek di spoiler saya itu deh. Apalagi deskripsinya Po di bagian akhir tentang kekuatannya. Terlalu mirip.
Grace yang paling menarik buat saya sih Gracenya si Raja Leck. Grace yang menarik untuk tokoh villain, walau gak original-original amat karena mengingatkan saya pada Lady of the Green Kirtle, tokoh villain di novel The Silver Chair karya C. S. Lewis. Sayang kekuatannya ini kurang dieksplorasi. Lebih jauh soal Leck akan dibahas di belakang.
Kembali ke plot. Si Katsa ini kemudian mendapat misi dari Randa untuk pergi dan menyiksa salah seorang bangsawan di kerajaan Randa karena si bangsawan tidak mau memberikan anak gadisnya untuk Randa jodohkan. Hal ini membuat Katsa marah dan kemudian memberontak. Dia lalu pergi dengan Po ke Sunder untuk tujuan yang tidak jelas.
Kita berhenti sekali lagi untuk membahas hubungan Randa-Katsa. Saya agak bingung kenapa si Katsa tidak lebih cepat memberontak. Padahal dia sudah lama tidak suka pada tugas-tugas yang dibebankan padanya oleh Randa. Apalagi si Katsa ini kan kuat banget plus si Randa ini tidak punya Grace yang bisa menahan Katsa. Pasukan atau tangan kanan yang bisa menahan Katsa? None. Tawanan? Nope. Rasa bersalah Katsa karena dia pernah membunuh sepupunya sendiri? Kayaknya si Katsa gak merasa sebersalah itu. Jadi saya tidak melihat hal yang bisa menahan Katsa untuk memberontak lebih awal selain karena sekarang ada Po dan pengarang mau mengirim mereka berdua dalam sebuah petualangan.
Dalam perjalan, Katsa dan Po menyaksikan Leck membunuh istrinya sendiri. Leck kemudian menggunakan Gracenya untuk memengaruhi pikiran setiap orang bahwa itu kecelakaan. Po yang tidak terpengaruh karena Gracenya, segera mengajak Katsa lari kerena mencium bahaya. Dalam pelariannya, mereka bertemu Bitterblue, putri Leck yang lari bersama ibunya.
Setelah itu, Po berpisah dari Katsa dan Bitterblue, lalu pergi dalam rangka membunuh Leck. Sayang serangannya gagal dan dia malah terluka sehingga dia harus tinggal sementara Katsa dan Bitterblue melanjutkan pelarian.
Ya iyalah gagal. Taktik serangannya hanya mengendap dan menunggu timing yang tepat untuk memanah. Tambah lagi dia bukan pemanah yang sebaik Katsa. Pas baca waktu dia terluka dan dia bilang kalau Katsa yang harusnya menyerang, saya gak merasa kasihan. Yang ada di pikiran saya hanya...
Katsa dan Bitterblue kemudian naik kapal yang dipimpin seorang wanita dengan Graceling membaca cuaca. Pasti dia Nami dari One Piece. Mereka berlayar sampai tiba di istana milik Po.
Di sana, eng ing eng, Leck sudah menunggu dan telah mempengaruhi pikiran keluarga Po. Keluarga Po menyambut Leck dengan baik dan di sini ada sedikit pembicaraan leyeh-leyeh. Leck berusaha memengaruhi Katsa dengan Gracenya, tapi Katsa kemudian sadar sewaktu Leck nyaris membongkar rahasia Po. Katsa lalu melemparkan pedang ke arah Leck dan membuat Leck mati bersimbah darah.
Satu kata: dafuq!?
Si Leck ini tokoh yang bener-bener potensial kalau mau digali lebih lanjut, tapi perannya cuma segitu?? Tambah lagi saya kurang suka karakteristiknya Leck yang digambarkan sebagai seorang kurang waras yang hobinya "hanya" menyiksa binatang dan orang bahkan sampai meninggal. Padahal pas awal-awal dia digambarkan sebagai orang yang cukup ambisius sampai bisa datang dan mengambil alih posisi raja yang sedang berkuasa saat itu. Untuk orang dengan kemampuan seperti Leck, hanya berhenti di satu kerajaan dan tidak berusaha mengekspansi kekuasannya membuatnya terlihat malas dan rada dangkal. Tambah lagi kematiannya, yang harusnya menjadi puncak cerita, berlalu begitu saja. Er...
Bagian selanjutnya tentang pengangkatan Bitterblue sebagai ratu dan bagian romans Katsa dan Po berlalu begitu saja bagi saya. Tidak ada yang menarik.
Secara keseluruhan buku ini tidak terlalu menarik untuk saya. Ceritanya rada diseret-seret dan desain karakternya tidak terlalu bagus. Katsa, sebagai karakter utama, adalah karakter yang paling tidak menarik. Tipe wanita kuat seperti Katniss di The Hunger Games? Jauh. Saya suka tipe wanita kuat. Lihat aja posting top five book girlfriend saya. Penuh wanita-wanita kuat kan?
Tapi si Katsa ini tidak benar-benar kuat untuk saya. Karakternya agak menjengkelkan. Tambah lagi dia terlalu Mary Sue untuk saya. Didn't like her at all.
Bagaimana dengan Po sebagai tokoh pria utama? Dia juga sama membosankannya untuk saya. Saya hampir selalu membandingkan dia dengan si "kembaran wanitanya" dan dia kalah jauh dibanding kembarannya itu secara karakter.
Satu bintang untuk buku ini. Tidak suka pada karakter dan ceritanya membosankan.
Buku ini untuk tantangan baca:
- 2013 New Authors Reading Challenge
- 2013 Books in English Reading Challenge
- 2013 Fantasy Reading Challenge
View all my reviewsPosted by Biondy at 12:08:00 AM | Labels: Books in English Reading Challenge , Buku , Fantasy Reading Challenge , Membaca , New Authors Reading Challenge , Review , Review Buku |
0 comments :
Post a Comment