My rating: 5 of 5 stars
Judul: Relung-Relung Gelap Hati Sisi
Pengarang: Mira W.
Penerbit: PT Gramedia
Halaman: 270 halaman
Terbitan: 1983
Pertemuan Sisi dengan Airin pada reuni sekolah mereka membuka kembali lembaran lama dalam hidup Sisi. Persahabatan mereka yang pernah terpisah selama 8 tahun tiba-tiba kembali menyeruak di permukaan. Airin adalah masa lalu yang ingin dilupakannya, tapi tetap membayang-bayanginya ke mana pun Sisi pergi. Ada apa sebenarnya di antara Sisi dan Airin?
Review
Buku yang sudah cukup lama bertengger di daftar to-read saya. Akhirnya memperoleh buku ini secara "ajaib". Jadi ceritanya, saya masukin buku ini untuk meme Wishful Wednesday di blog saya. Eh, tiba-tiba Cynthia dari "Sky and Roads" muncul dan menawarkan buku ini ke saya. Jadilah kami tukaran buku. Akhirnya dapat juga buku ini. Nyarinya setengah mati banget sih.
Bisa dibilang ini mungkin salah satu novel pertama karangan penulis Indonesia yang mengangkat tema homoseksual. Jujur saya gak tahu yah bagaimana kondisi LGBT di Indonesia pada tahun kemunculan novel ini, tahun 1980-an, tapi saya rasa harusnya gak seramai saat ini gaungnya. Kalau zaman sekarang orang nulis LGBT-lit sih rasanya gak aneh, tapi balik ke zaman keluarnya novel ini, mungkin bisa terbilang baru (CMIIW kalau ada yang ngeh soal iklim literatur LGBT zaman itu).
Satu hal yang saya suka dari novel-novelnya Mira W. adalah penggunaan waktu. Mira W. sering menggunakan jangka waktu yang panjang, bahkan hingga bertahun-tahun, untuk membuat suatu justifikasi dalam cerita. Entah itu suatu perubahan atau sesuatu yang tidak berubah. Untuk yang terakhir, biasanya berbentuk cinta.
Penggunaan waktu ini memberikan suatu kesan tersendiri bagi saya dan kadang menjadi suatu alasan untuk menyukai atau memercayai motif seorang karakter.
Sama dengan di sini. Saya bisa percaya dengan perasaan antara Sisi dan Airin serta merasa kasihan pada mereka karena gap waktu 13 tahun dalam kisah mereka.
Saya suka dengan karakter Sisi. Pengorbanan yang dia lakukan serta usahanya untuk mempertahankannya luar biasa. Bahkan di hari begini pun orang mungkin masih rada mikir kalau mau coming out, ya kan? Apalagi di tahun 80-an. Jadi pilihannya Sisi sebenarnya masuk akal dan bisa diterima.
Saya juga suka dengan endingnya kali ini. Setipe dengan ending di Merpati Tak Pernah Ingkar Janji. Well, rasanya alasan saya kasih 5 bintang ke buku ini dan MTPIJ itu sama deh. Gara-gara endingnya.
Keluhan? Ada. Menurutku awal ceritanya lambat. Dia sibuk bolak-balik flashback ke masa lalunya Sisi dan Airin, walau menurutku flashbacknya ini membantu pembaca untuk mengerti karakter keduanya.
Keluhan lain? Alasan mereka dipisahkan. Gara-gara pegangan tangan doang? Err... Yang kayak gitu kan masih bisa ditepis dengan bilang kalau mereka cuma saling menyemangati satu sama lain atau semacamnya karena mau pisah sekolah, atau semacam itulah. Beda kalau mereka kedapatan ciuman.
Tapi tetep, lima bintang untuk novel ini karena endingnya yang bagus dan kisah cinta antara Sisi dan Airin.
Buku ini untuk tantangan baca:
- 2013 What's in A Name
- 2013 Indonesian Romance Reading Challenge
View all my reviews
0 comments :
Post a Comment