My rating: 1 of 5 stars
Judul: Alpha
Penulis: Nathalia Theodora
Penerbit: Moka Media
Halaman: 264 halaman
Terbitan: Januari 2015
Namaku Violet. Adalah takdirku menjadi Makary, menjaga dunia kami tetap ada. Karena jika kami mati, monster penghancur dunia akan bangkit. Kami pernah hancur dan takkan pernah membiarkannya terulang kembali.
Lalu aku bertemu dengannya, Jesse. Ia begitu indah, begitu sempurna. Bersamanya aku bebas. Bersamanya aku menemukan kebahagiaan yang tak pernah kurasakan. Tetapi dapatkah aku memercayainya?
Ia adalah bagian dari Suku Gruev, bangsa yang ingin menghancurkan kami, membangkitkan monster itu. Ia adalah android. Dan ia, diciptakan untuk membunuhku.
Review
Spoiler alert!
Saya betul-betul ingin menyukai buku ini, tapi... akhirnya memang saya tidak bisa.
Alpha bercerita tentang dua suku. Suku Makaros dan Suku Gruev. Suku Makaros ini adalah suku dengan kekuatan untuk menghentikan monster yang dapat memorak-porandakan dunia. Dalam setiap generasi, pasti terlahir 13 anak yang menjadi kunci untuk menahan monster itu bangkit kembali. Ketiga belas anak ini disebut Makary. Di sisi lain, ada Suku Gruev yang ingin menghabisi para Makary. Mereka ingin monster itu bangkit kembali karena mereka ingin memperoleh kekuasaan dengan memanfaatkan monster itu.
Kalau ada yang bilang kalau novel ini bergenre dystopian romance ala penulis luar, maka saya hanya setuju dengan bagian 'romance ala penulis luar'-nya. Dystopia? I don't think so. Hanya karena dunia hancur tidak membuat suatu setting distopia. Menurutku untuk jadi sebuah distopia, perlu ada ide/kritik yang lebih jauh soal itu. Umumnya kritik sosial dan politik dan itu yang tidak (atau mungkin gagal) kutangkap dari novel ini. Jadi... mungkin Alpha ini lebih ke arah romance fantasi YA kali yah.
Ceritanya sendiri lebih berat ke arah romance-nya. Kapan hari saya sempat masukin buku ini ke grup Sci-Fi Indonesia, karena kukira ada unsur sci-fi-nya, tapi rasanya perlu kutarik kembali. Ya, memang ada android, tapi hanya dijelaskan kalau ada android dibuat oleh Suku Gruev, lalu ada 2 jenis android: Alpha dan Beta, dengan kelebihan masing-masing. Sudah, gitu doang.
Saya juga masih kurang paham dengan para Alpha yang diberi kebebasan berpikir dan perasaan yang mampu berkembang. Bahkan kepala suku Makaros saja bisa lihat kalau ini bakal jadi masalah bagi Suku Gruev, karena ada kemungkinan terjadi pengkhianatan, kok dari pihak penciptanya tidak kepikiran untuk mengantisipasi hal ini? Mungkin dengan sistem yang lebih terkontrol, atau limitasi tertentu. Ataukah penulisnya sebenarnya sedang membuat komentar tentang konsep kehendak bebas atau yang semacam itu? Hmm... entahlah. Saya ragu.
Tapi, ya, begitu lihat kepala suku Gruev, dia memang terasa tidak kompeten sih. Juga tipikal tokoh jahat yang suka melakukan evil gloating. Jadi... yah.... Gak heran sukunya masih gagal sampai hari ini.
Dan romancenya...
"Jesse," panggilku. "Kenapa kamu mencintaiku?"
"Itu rumit," kata Jesse. "Semuanya begitu rumit, hingga awalnya aku sulit memprosesnya. Yang jelas, aku sudah tertarik padamu sejak pertama bertemu denganmu--saat aku nyaris membunuhmu."
"Bagaimana bisa?"
"Karena kamu mengizinkanku untuk membunuhmu," kata Jesse. "Aku terkejut sekali. Bukan itu reaksi yang seharusnya muncul ketika seorang manusia akan dibunuh. Aku tidak siap dengan reaksi itu. Kamu begitu berani, dan itu yang membuatku melepaskankmu saat itu. Kupikir, tidak ada manusia lain yang seberani kamu." (hal. 143-144)
Me:
Oh, soal gagal paham, saya juga gagal paham dengan Hari Hutan yang ditetapkan oleh kepala suku Makaros. Sudah tahu hutan bahaya, tapi para Makary dibiarkan keluar ke sana seminggu sekali, walau dengan pengawal sih. Padahal dia tahu kenyataan sebenarnya tentang hubungan para Makary dan si monster, tapi kenapa dia kesannya teledor sekali? Padahal sisa 3 bulan, loh. Apa dia tidak kepikiran kalau Suku Gruev bisa jadi putus asa dan jadi nekat? Kalau saya jadi kepala sukunya, para Makary akan kusembunyikan dan kuberi pengawalan ketat. Begitu 3 bulan selesai, mereka bebas ke mana saja.
Secara keseluruhan, jujur saya kurang suka dengan novel ini. Tapi, bukan berarti sepenuhnya jelek. Penulisannya cukup baik dan enak dibaca. Typo-nya juga minim, walau beberapa kali ketemu kalimat tanpa spasi.
Kalau kamu suka YA dengan campuran fantasi-romance, serta kisah cinta antara pemburu dan buruannya, saya rasa kamu akan suka buku ini.
Buku ini untuk tantangan baca:
- 2015 Young Adult Reading Challenge
- 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge
View all my reviews
hahahaha ekspresinya. sebagian besar aku setuju dengan pendapatmu, emang kurang matang ide ceritanya, eksekusinya kurang nendang. tapi sebenarnya penulis punya modal bagus, ide ceritanya cukup menarik, coba kalau lebih diperdalam lagi pasti jauh lebih bagus :)
Iya nih, Mbak. Materinya bisa jadi bagus, tapi agak kurang matang gitu kesannya. Kalau setting dunianya lebih diperlengkap dan dibuat lebih rumit lagi, pasti jadi lebih menarik :D
Saya belum berani baca novel genre begini. Settingnya aja susah dibayangin. Makanya masih menghindari membacanya.
Saya baru baca dan kena spoiler. "Holy shit"
saya sangat suka dengan ceita novel ini sampai2 kebawa mimpi...
salam ya buat #nathaliatheodora fighting.....