My rating: 4 of 5 stars
Judul: Di Bawah Langit yang Sama
Penulis: Helga Rif
Penerbit: Gagas Media
Halaman: 276 halaman
Terbitan: Mei 2015
"Di Bawah Langit yang Sama" bercerita tentang Indira, seorang gadis Bali yang bekerja di Singapura. Di sana, dia memiliki pekerjaan yang bagus, karir yang menjanjikan, serta seorang pria tampan yang adalah atasan dan pacarnya.
Karena niang-neneknya- meninggal, Indira harus pulang. Di Bali, bukan saja dia direpotkan oleh persiapan upacara ngaben neneknya, dia juga harus menghadapi tekanan keluarganya yang memintanya untuk menikahi seorang pria Bali demi meneruskan nama keluarganya.
Di tengah tekanan yang begitu keras, mampukah Indira tetap berpegang teguh pada cinta sejatinya? Ataukah dia akan tunduk pada adat yang mengikatnya?
Review
"Di Bawah Langit yang Sama" adalah buku pertama dari serial "Indonesiana" Gagas Media, serial yang mengangkat kebudayaan-kebudayaan lokal. Katanya sih ini semacam lanjutan dari STPC. Mungkin semacam spiritual brother/sister-nya. Dan, jujur saya puas dengan kebudayaan Bali yang diangkat di sini.
Unsur budayanya terasa sekali. Upacara ngaben yang ditunjukkan termasuk detail. Saya jadi tahu kalau persiapannya itu rempong banget. Kalau keluarga Indira yang berkasta Kesatria saja sudah repot seperti itu, bagaimana yang kastanya Brahmana, ya? Sama repotnya? Ataukah lebih repot lagi? Atau justru lebih sederhana?
Persoalan adatnya juga terasa. Indira terasa sekali berada pada posisi terjepit sebagai seorang wanita muda yang ingin bebas, dengan posisinya sebagai orang yang diminta untuk meneruskan nama keluarga, yang berarti dia harus menikahi seorang pria yang akan masuk ke dalam keluarganya. Apalagi adiknya tidak bisa diharapkan dalam hal ini, karena adiknya akan menikah dengan pria yang berasal dari kasta lebih tinggi. Indira juga ragu bahwa Max, pacarnya di Singapura yang punya status sosial dan ekonomi yang bagus, akan mau mengikuti adat keluarganya.
Aku hanyalah seorang wanita yang harus memegang peran sebagai seorang penerus keturunan keluargaku. Aku mencintaimu, tetapi aku juga mencintai keluargaku. (hal. 200)
Tapi, kalau boleh jujur, ketimbang konflik adat budaya, sebenarnya seluruh konflik di buku ini rasanya timbul karena kurangnya komunikasi. Serius. Coba dari awal Indira mau membicarakan masalah ini dengan Max. Seluruh persoalan di buku ini tidak akan ada.
Untuk teknis penulisannya, ini buku kedua penulisnya yang kubaca, dan saya rasa kemampuan penulisnya sudah semakin baik. Gaya menulisnya lebih lancar dan enak diikuti kalau dibandingkan dengan novel penulis yang sebelumnya kubaca. Typo masih ada di beberapa tempat.
Secara keseluruhan, saya suka dengan buku ini. Unsur budayanya yang kental memberi saya pengetahuan baru soal adat umat Hindu di Bali. Rasanya saya bakal mengikuti seri "Indonesiana" ini deh. Semoga buku-buku lainnya juga memberi gambaran budaya yang detail seperti ini.
Buku ini untuk tantangan baca:
- 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge
- 2015 100 Days of Asian Reads Reading Challenge
View all my reviews
Wah, ada seri baru dari Gagas Media ya. Udah jarang ngikutin seri bukunya. Nanti coba nyari ah.
keren loh bukunya. Ayo dibaca ^^
ayoo, sekalian buat filmnya, aku suka banget sama novel ini, terasa aku ikut berada dalam kisah novel ini, karena saya seorang gadis Bali juga :)