My rating: 4 of 5 stars
Judul: I Need You; I Just Can't Show You
Penulis: Yoana Dianika
Penerbit: Gagas Media
Halaman: 328 halaman
Terbitan: Mei 2015
Ini kisah tentang harapan, yang seumpama layang-layang.
Jika kau tarik terlalu kuat, ia akan putus.
Jika kau biarkan terlalu longgar, ia akan lepas.
[Amalia]
Aku menyukaimu, apakah isyaratnya tak pernah terbaca?
Kau tak perlu menjadi pembaca pikiran untuk itu.
Terlalu nyata segala rasa yang ada untukmu.
Kau memintaku tak beranjak pergi, tetapi mengapa kau tak ikut duduk di sini?
Aku telah tahu segala hal tentangmu—kecuali tentang perasaanmu.
[Ivan]
Bersamamu, tak pernah kurasakan sepi.
Tanpamu, ada sesuatu yang hilang.
Namun, saat kau isyaratkan cinta, mengapa tak kutemukan sesuatu yang menyala?
[Sev]
Benarkah harapan juga bisa kedaluwarsa?
Habis masanya ketika waktu memberimu jarak; kepada cinta yang tak pernah kau ungkap.
Harapan,
sesuatu yang membuatmu mampu bertahan dalam keadaan tersulit sekalipun.
Beri ia isyarat—agar ia tak lagi tersesat.
Review
Buku ke-2 dari seri "Love Cycle" Gagas Media. Setelah tema cinta pertama diangkat di I Love You; I Just Can't Tell You (review di sini), kali ini tema PDKT-lah yang diangkat.
Ceritanya tentang Amalia, seorang gadis SMA yang tinggal di Ponorogo. Suatu hari, sekolahnya kedatangan murid pindahan. Murid itu bernama Ivan, seorang cowok keturunan Ukraina yang juga teman masa kecil Amalia. Sekaligus cowok yang Amalia suka selama ini.
Pertemuan kembali itu membangkitkan rasa lama dalam diri Amalia, tapi Ivan justru tertarik pada Izz, sahabat Amalia. Lalu kenapa Ivan justru memberikan perhatian lebih pada Amalia? Apakah gadis itu mempunyai kesempatan dengan Ivan?
Aduh, si Ivan ini. Bener-bener raja PHP. Mungkin sebenarnya ini kondisi klasik orang yang lagi PDKT kali, ya. Ketika dekat dengan seorang cowok/cewek, terus si dia memberikan perhatian lebih, tapi dia kok justru dekat dengan orang lain? Si dia itu sebenarnya suka nggak sih? Nah, kurang lebih itulah kondisi si Amal.
Ceritanya bagus kalau untukku. Saya suka dengan latar kota Ponorogo yang diambil. Suka juga dengan selipan budaya reognya. Tapi, saya juga merasa kalau ceritanya terbagi dua. Bagian pertama bercerita tentang kehidupan sekolah Amal, Ivan, dan teman-teman mereka. Bagian kedua bercerita tentang Amal yang mengikuti audisi sebagai gitaris dan backing vocal untuk band favoritnya, The Dusk.
Kedua bagian itu sayangnya kurang menyatu dengan baik. Rasanya seperti membaca dua novel berbeda yang ada dalam satu buku. Cerita audisinya Amal sebenarnya cukup menarik, tapi saya lebih kepengin melihat eksplorasi hubungan antara Amal dengan Ivan, serta Izz, sahabat Amal yang terlihat baik, tapi... what a bitch. Dia lebih bitchy dari Erika, teman sekolah mereka, malah menurutku.
Secara keseluruhan, cerita I Need You; I Just Can't Show You ini bagus. Saya yakin banyak yang bisa terhubung dengan ceritanya. Baca novel ini, saya jadi ingat kondisi yang pernah dialami beberapa teman saya dulu. Pasti yang pernah di-PHP-in bisa paham perasaannya Amal deh. Sayangnya, masih ada bagian-bagian yang rasanya menggantung. Saya kok merasa kalau penulisnya ada rencana untuk menulis sekuel tentang para anggota The Dusk, ya?
Tiga setengah bintang, pembulatan ke atas.
Terkadang, cinta memang tidak mudah untuk diraih. Tapi, untuk cinta yang tidak mudah diraih itulah manusia rela berkorban. (hal. 147)
Buku ini untuk tantangan baca:
- 2015 Young Adult Reading Challenge
- 2015 New Authors Reading Challenge
- 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge
View all my reviews
0 comments :
Post a Comment