My rating: 2 of 5 stars
Judul: All You Need is Love
Penulis: Fakhrisina Amalia
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 240 halaman
Terbitan: Juni 2015
Ketika hubungannya dengan Aiden berakhir, tanpa pikir panjang Katrina mengiyakan ajakan mamanya untuk terbang ke kampung halaman mereka di Skotlandia. Di negara yang indah itu Katrina berharap bisa melupakan kesedihannya.
Untuk pertama kali Katrina bertemu dengan keluarga besarnya. Ia mempunyai sepupu jauh yang tampan bernama Mac. Namun, entah kenapa Istas—kakak perempuan Mac—memusuhinya, tanpa Katrina tahu dimana letak kesalahannya. Tapi itu tidak menghentikan Katrina untuk semakin dekat dengan Mac.
Dan ternyata Skotlandia menyimpan misteri masa lalu yang tidak terduga. Tidak hanya indah, ada rahasia tersembunyi tentang Katrina di negara itu, juga tentang cerita cinta berlapis kota legenda!
Review
Ulasan kali ini bisa dibilang mengandung bocoran/spoiler cerita.
Hmm.... ceritanya sudah sesuai dengan blurb-nya. Jadi, kalau mau tahu novel ini tentang apa, lihat blurb-nya aja, ya :D.
Ini buku ketiganya Fakhrisina Amalia yang saya baca. Apa, ya? Ada sesuatu yang membuat saya kurang sreg dengan novel ini dibandingkan "Confession" (review) dan "Happiness" (review)
Saya sebenarnya suka dengan tema awal yang diangkat, tentang Katrina yang baru saja putus dengan pacarnya, Aiden, karena gadis itu tidak yakin pada hubungan jarak jauh. Sayangnya buatku, topik ini berhenti di bagian pembuka itu. Tidak ada pembahasan mendalam soal ini lagi di tengah cerita. Mungkin juga karena ada beberapa hal besar lain yang terjadi, sehingga soal LDR itu jadi tersisihkan.
"Kadang cinta aja nggak cukup, Kat. Tapi tanpa cinta, nggak akan ada lagi yang tersisa." (hal.16)
Porsi besar lain dalam novel ini adalah kisah tentang 'Brigadoon', sebuah kota misterius yang hanya muncul beberapa ratus tahun sekali. Awalnya saya sempat mengira kalau 'Brigadoon' ini memang mitologi Skotlandia, tapi sepertinya 'Brigadoon' ini berasal dari sebuah cerita teater/film berjudul sama. Bukannya mitologi asli daerah Skotlandia.
Sebagai seorang penggemar kisah fantasi, saya justru tidak suka dengan keberadaan plot 'Brigadoon' ini. Pertama, saya agak bingung dengan alur waktunya. Katanya satu hari di sana sama dengan seratus tahun di dunia biasa. Lalu, berapa lama neneknya Katrina ada di sana? Hanya beberapa menit? Beberapa jam? Lalu apakah beberapa menit dan beberapa jam itu tidak punya perbedaan waktu yang signifikan? Kalau misal satu hari = satu abad, berarti enam jam hilang = 25 tahun telah berlalu, dong? Apalagi mereka, kan, sempat tujes-tujesan di sana :\. Bingung banget deh, soal aturan waktunya.
Lalu soal plot lainnya, alurnya terasa bergerak dengan terlalu cepat. Mulai tentang perasaan Mac, masalah dengan Istas, sampai ke soal Aidan. Rasanya semua selesai dengan terlalu cepat dan mudah.
Secara keseluruhan, maaf banget cuma bisa kasih dua bintang. Temponya terasa terlalu cepat dan emosinya tidak ada yang mengena buatku. Selain itu, kisah tentang Brigadoon-nya juga terasa kurang rapi. Rasanya malah lebih baik kalau bagian itu dihilangkan dan diganti dengan masalah domestik yang lebih biasa (misalnya: si nenek jatuh cinta dengan seorang pria yang kemudian hilang di Lautan Pasifik atau apalah), daripada menggunakan unsur fantasi yang rasanya kurang matang.
"Ada banyak cinta yang harus musnah, bukan karena nggak diperjuangkan, tapi memang karena nggak ada lagi yang bisa dilakukan. Selagi bisa, selagi cinta itu masih ada, berusahalah." (hal. 171-172)
View all my reviews
Woah, terkejut dengan ratingnya, tapi sampulnya bagus ya
Itulah kenapa saya kurang menyukai genre fantasi. Kalo bolong sedikit aja bikin hancur semua..
Iya, kovernya bagus. Coba baca saja :)
Fantasi memang perlu membangun kepercayaan lebih dengan pembacanya. :D