My rating: 4 of 5 stars
Judul: Xar & Vichattan: Empat Tubuh Statera (Xar & Vichatan, Seri Ahli Waris Cahaya #3)
Penulis: Bonmedo Tambunan
Penerbit: Adhika Pustaka
Halaman: 428 halaman
Terbitan: Maret 2012
Kuil Kegelapan kembali bangkit.
Tetapi, dengan sudah diimbuhinya Xar oleh cahaya, bangkitnya kuasa gelap tidaklah lagi dirasakan sebagai suatu ancaman yang serius oleh Xar dan Vichattan. Apalagi, setelah Kristal Utama pun berhasil diimbuhi cahaya.
Ancaman yang sesungguhnya justru datang dalam bentuk cahaya yang bukan cahaya. Ancaman yang datang bersamaan dengan turunnya titik-titik putih dingin. Ancaman yang telah memutarbalikkan pikiran dan logika dunia.
Akankah Gelap kembali meraja? Bagaimanakah nasib para ahli waris Cahaya? Dan apa yang sesungguhnya terjadi di Xar & Vichattan? Temukan jawabnya di buku terakhir dari seri Ahli Waris Cahaya: Empat Tubuh Statera.
Review
Wooho! Akhirnya sampai pada penghujung trilogi Xar & Vichattan. Selamat untuk Bonmedo Tambunan karena telah berhasil menyelesaikan triloginya ini dengan baik.
Ok, jujur sejak akhir buku ke-2 saya sudah bertanya-tanya. Kira-kira bagaimana plot di buku ke-3? Secara Khalash dan pasukannya sudah terkirim ke void. Terus buku terakhir ini cerita soal apaan dong?
Pertanyaan saya itu dijawab dengan cara yang mencengangkan. Di buku ini seluruh logika yang ada dibalik. Gelap bukanlah lawan sebenarnya. Ada suatu kuasa lebih tinggi lagi yang menyebabkan seluruh kekacauan. Bahkan kali ini keempat Pewaris Cahaya bekerja sama dengan pihak gelap untuk mengembalikan keadaan seperti semula.
Jujur saya cukup suka dengan plot di buku ini. Memang terkesan tiba-tiba sih, secara petunjuk ke sana tidak terlalu nampak di 2 buku sebelumnya, tapi penulisnya mengeksekusi idenya sedemikian rupa sehingga terasa nyambung dengan plot sebelumnya.
Dari segi karakter juga ada perkembangan yang sangat signifikan. Di sini akhirnya ada yang jadian dan ada pula yang patah hati (atau setidaknya begitu menurut saya), selain itu para tokoh jahat di buku-buku sebelumnya juga mulai memperlihatkan karakteristik yang lebih dalam.
Di buku ini perhatian spesial saya berikan kepada Gerome. Di awal cerita saya menangkap ada tanda-tanda bahwa dia suka sama Dalrin. Contohnya, di bagian depan ketika Dalrin datang di Vichattan. Gerome merapikan dirinya bahkan dia sampai mandi (yang tampaknya mengejutkan banyak pihak) untuk menyambut kedatangan Dalrin. Bahkan dia kayaknya girang berlebih karena kedatangan temannya itu.
Sampai sana saya langsung merasa, "Kok ini anak kayak mempersiapkan diri kayak mau kencan yah."
Tapi saya masih melakukan justifikasi dengan, "Ah, paling karena ada temannya datang, makanya dia merapikan diri. Walau kayaknya girangnya agak berlebih deh untuk anak seusianya."
Etapi, makin ke belakang dia makin "menjadi-jadi" ding. Khususnya pas dia sirik karena Dalrin terus-terusan memperhatikan Kara. Alih-alih merasa cemburu karena dia juga suka sama Kara, saya malah merasa si Gerome ini cemburu karena Dalrin lebih perhatian ke Kara ketimbang dia. Dari sana saya sudah merasa ada "bau-bau" yang lain di sini.
Dan akhirnya saya sampai pada komentar di salah satu review di Goodreads, dan membuka "Kotak Pandora" yang mengubah semuanya =_=
Aaah, sudahlah. *puk-pukin Gerome. Tenang, suatu hari pasti kau akan menemukan orang yang cocok untukmu. *ini kenapa jadi panjang begini bahas soal Gerome?
Secara keseluruhan saya suka buku ini. Pertarungannya tetap bagus (walau saya gak demen sama bentuk tentakel bos terakhirnya), karakternya lebih tergali, dan petualangannya tetap seru.
Minusnya, masih ada beberapa salah ketik. Salah satu yang saya catat adalah penyebutan Dalrin sebagai Es-Xar di halaman 49. Selain itu menurutku ceritanya terlalu pendek. Khususnya di bagian mereka mengumpulkan dan mempelajari keempat Tubuh Statera. Rasanya bagian situ dipercepat banget.
Nilai akhir seri X&V ini adalah:
(2+4+4)/3
= 10/3
= 3,3
= 3 bintang
Buku ini untuk tantangan baca:
- 2013 Indonesian Romance Reading Challenge
View all my reviews
0 comments :
Post a Comment