Hi, semuanya. Setelah sekian lama blog ini kering GA, akhirnya blog ini bisa bagi-bagi buku lagi.
Kali ini kita juga kedatangan seorang tamu, yakni Stephie Anindita. Kak Stephie adalah penulis novel "Hujan dan Cerita Kita" yang menjadi juara 3 lomba menulis novel "Wanita dalam Cerita" yang diadakan oleh penerbit Bentang Pustaka.
Kover "Hujan dan Cerita Kita".
Ini dia tanya-jawab yang berlangsung di antara kami:
Q: Halo Kak Stephie. Boleh ceritakan sedikit soal diri Kak Stephie?
A: Halo Biondy, hehehe ... boleh. Aku kelahiran Jakarta 20 April 1987. Bagiku, membaca dan menulis adalah bagian yang nggak bisa dipisahkan dari diriku. Ibuku yang pertama kali mengajari aku membaca dan berkat Ibuku aku bisa menemukan dunia-dunia baru. Ibuku yang memotivasi aku untuk menulis fiksi dengan cara berhenti membelikanku buku-buku komik, jadi aku bisa membaca buku-buku tanpa gambar untuk melatih imajinasiku, aku juga termotivasi untuk melatih menuangkan apa yang ada dalam pikiranku melalui tulisan.
Aku tergabung di tim menulis 'Peri Penulis' bersama Maria Ch Michaela, Yohana Yang, Juliana Wina Rhome & Devina Kwan, bersama mereka aku sudah menerbitkan banyak sekali buku antologi cerpen secara indie. Penulis yang paling banyak menginspirasi tulisanku adalah Jacqueline Wilson. Aku sempat menjalani program magang di Instalasi Kedokteran Forensik RS. Bhayangkara Tk.I Raden Said Sukanto. Sekarang aku berdomisili di Makassar untuk mengikuti program pendidikan dokter spesialis Forensik di Universitas Hasanuddin. Impianku adalah menjadi seorang dokter spesialis Forensik dan penulis yang bisa membuat para pembaca merasa tidak sendirian lagi setiap membaca tulisanku.
Ini dia penampakan penulisnya :D.
Q: Bagaimana pengalaman selama menulis "Hujan dan Cerita Kita"? Apa suka-duka selama proses menulisnya?
A: Awalnya naskah ini adalah naskah latihanku dalam event 'National Novel Writing Month'. Aku berusaha melatih diri untuk menulis setiap hari untuk membuat sebuah novel. Ketika itu aku masih menjalani program magang di Instalasi Forensik RS. Bhayangkara Tk.I Raden Said Sukanto dan juga praktik di klinik.
Namun naskah ini sempat keteteran. Kesibukanku di instalasi forensik dan praktik di klinik membuatku jarang punya waktu untuk menulis. Saat aku mendengar informasi tentang adanya lomba menulis novel 'Chic Lit' bertema 'Wanita Dalam Cerita' yang diselenggarakan Bentang Pustaka, aku langsung bersemangat lagi melanjutkan tulisanku :). Aku juga jadi rajin membaca buku-buku novel
romance dan menonton film-film drama di televisi sebagai referensi, karena ini pertama kalinya aku menulis naskah dengan target dewasa muda bertema
romance. Padahal tadinya aku tidak begitu tertarik dengan cerita-cerita drama
romance. Aku berusaha keluar dari zona nyamanku tapi tidak meninggalkan apa tujuan utama aku menulis.
Dalam mengejar
deadline, aku berusaha menulis di sela-sela kesibukan di instalasi forensik dan jam praktik ketika sedang tidak ada pasien. Aku belajar untuk menempatkan
state of mind aku di dalam cerita, di mana pun aku berada.
Aku tidak merasa terbebani karena bagiku menulis adalah salah satu bentuk
refreshing. Memang kadang kesal juga kalau mendengar orang yang berkata penulis itu terlalu pengkhayal dan kuper, tapi pada akhirnya pasti terbukti kalau anggapan mereka salah. Penulis justru melatih cara berpikirnya dengan rajin membaca, semakin banyak buku yang ia baca semakin bisa juga ia melihat sesuatu dari berbagai sisi. Penulis juga harus terus belajar agar dia bisa terus produktif dalam menulis, entah dengan membaca, menonton film, mendengarkan musik atau mengobrol random dengan teman, bahkan pelajaran di kuliah atau sekolah yang sering dianggap ‘membosankan’ pun kadang bisa menambah referensi dan malah menjadi inspirasi menulis, lho :)
Q: Setelah dinyatakan keluar sebagai juara ke-3 lomba menulis Bentang Pustaka, bagaimana proses penyuntingan yang dijalani? Adakah kejadian unik selama proses tersebut?
A: Proses penyuntingan yang aku jalani bersama editorku, Mbak Noni Rosliyani, itu nggak kalah seru dengan proses penulisan naskah ini, hehehe.... Mungkin aku terbiasa menulis dengan tema
teenlit, jadi gaya bahasaku pada awalnya terlalu remaja. Oleh Mbak Noni aku disarankan untuk membaca lebih banyak lagi buku
chic lit.
Proses penyuntingan naskah ini juga menjalani beberapa tahap:
- menghilangkan beberapa adegan yang terlalu sinetron atau kurang penting ada di cerita,
- menambahkan beberapa adegan agar cerita bisa tetap ada di jalurnya
- membenarkan beberapa referensi agar tidak membuat pembaca bingung.
Mbak Noni adalah editor yang benar-benar top. Di bawah bimbingannya kami banyak diskusi dan
brainstorming jadi proses penyuntingannya bisa sekaligus proses belajar bagiku untuk menulis naskah-naskah berikutnya.
Kejadian paling seru ketika proses menyunting adalah saat aku bela-belain membawa laptop-ku saat aku harus dinas malam di Rumah Sakit POLRI. Saking semangatnya, setelah selesai tugas aku bukannya istirahat tapi malah melanjutkan mengedit naskah, walhasil keesokan harinya aku sakit dan harus
bed rest seharian. Hahahaha.
Q: Dari mana datangnya ide "Hujan dan Cerita Kita"? Apakah karakter-karakternya ada yang based on true story?
A: Ide 'Hujan dan Cerita Kita' berawal dari pertanyaanku tentang seberapa jauh kita mau bertahan dalam sebuah hubungan. Cerita dua orang teman semasa kecil yang bertemu lagi di saat dewasa, ketika keduanya mulai dekat sepertinya sudah biasa dan di drama-drama dengan mudahnya
happy ending bisa dicapai.
Tapi di cerita ini aku ingin menggambarkan tentang hal-hal yang seringkali tidak kita antisipasi, yaitu seberapa jauh masing-masing karakter sudah berubah seiring waktu. Apalagi kalau keduanya berasal dari dua latar belakang yang sangat berbeda dan punya konflik batin masing-masing. Seringkali itu yang luput dari perhatian orang karena hati mereka terlalu berbunga-bunga saat jatuh cinta. Aku pernah mendengar perumpamaan, kurang-lebih seperti hidung kita yang seharusnya terlihat tapi otak kita memilih untuk tidak mempedulikannya.
Ketika sedikit demi sedikit mereka mulai bisa melihat keadaan sebenarnya, kapan mereka harus mempertahankan dan kapan harus melepaskan?
Karakter-karakter di 'Hujan dan Cerita Kita' tentu tidak lepas dari kehidupanku sehari-hari. Inspirasinya datang dari banyak sumber, entah dari buku yang kubaca, orang yang kutemui, ceritaku, cerita orang-orang di sekitarku dan lain-lain.
Q: Bagaimana tanggapan keluarga dan teman-teman Kak Stephie tentang karya pertama Kak Stephie ini?
A: Puji Tuhan, keluarga dan teman-temanku semuanya ikut berbahagia ketika novel 'Hujan dan Cerita Kita' akhirnya terbit. Mereka tahu kalau menulis adalah
passion-ku. Terutama keluargaku dan adik angkatku yang tahu berapa kali aku menangis karena naskahku berkali-kali ditolak penerbit.
Di hari ketika aku mendapat pengumuman naskah novelku mendapat juara ketiga, Ayahku membawakanku sebuah amplop cokelat yang berisi naskah novelku yang pernah ditolak penerbit lengkap dengan surat penolakannya. Ayahku ternyata sengaja menyimpannya, agar nanti kalau aku berhasil menerbitkan novelku aku tidak akan sedih lagi melihatnya. Aku terharu banget.
Setelah ‘Hujan dan Cerita Kita’ mulai ada di toko buku, aku mendapat bayak sekali ucapan selamat dan
review dari keluarga dan teman-temanku. Aku juga mendapat
review dari pembaca lainnya, jadi sekalian menambah pertemanan juga hehehe.... Puji Tuhan
review dari mereka positif dan memotivasiku untuk terus berkarya lagi.
Thank you so much, teman-teman!
Q: Dalam satu kalimat, bagaimana Kak Stephie akan mendeskripsikan "Hujan dan Cerita Kita"?
A: Cinta yang tidak seindah cerita dongeng bukan berarti cinta yang tidak bisa mendatangkan kebahagiaan.
Q: Apakah saat ini sedang mengerjakan proyek tulisan yang lain? Bisa memberi sedikit sneak peek tentang karya barunya?
A: Saat ini aku sedang mengerjakan proyek novel
teenlit. Di novelku yang berikut ini aku mengangkat isu
bullying.
Bullying seperti halnya bentuk kekerasan lain selalu membuat ‘yang kalah jadi abu yang menang jadi arang’. Baik yang tertindas maupun yang menindas, keduanya sama-sama rugi. Selain itu aku ingin menunjukkan kalau setiap orang pasti punya dua sisi dalam diri mereka. Apa yang kelihatan di luar bisa jadi sangat berbeda dengan keadaan sebenarnya. Tidak ada yang benar-benar hitam atau putih.
Mudah-mudahan novelku ini bisa terbit tahun ini, mohon doanya yah. Selain itu aku juga sedang mengerjakan proyek cerpen ‘Noel D’Amour 3’ bersama para Peri Penulis untuk menyambut Natal 2014 nanti. Mohon doanya ya!
Terima kasih untuk Kak Stephie yang sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan saya. Kayaknya kisah di balik pembuatan "Hujan dan Cerita Kita" seru banget. Ayahnya Kak Stephie so sweet banget. Sangat perhatian pada anaknya ^^.
Giveaway time
Untuk GA kali ini, buatlah sebuah cerita bertemakan hujan. Syarat-syaratnya antara lain:
- Panjang cerita maksimum 1.200 kata. Tidak ada jumlah kata minimum.
- Buat cerita di blog/catatan FB/Wattpad/akun lainnya. Mau buat dalam bentuk tweet/status FB saja? Boleh banget. Terserah kamu.
- Letakkan tautan ke tulisan kamu di kolom komentar.
- Sebarkan tentang tanya-jawab dan GA ini di media sosialmu. Letakkan tautannya di kolom komentar bersama tautan tulisan kamu.
- Deadline lomba 13 Oktober 2014 pukul 23.59.
Akan dipilih 1 orang pemenang. Pemenang akan memperoleh novel "Hujan dan Cerita Kita". Pemenangnya akan dipilih oleh Kak Stephie sendiri :D.
Selamat berkarya teman-teman :).