Rss Feed
  1. About a BoyAbout a Boy by Nick Hornby
    My rating: 5 of 5 stars

    Judul: About a Boy
    Penulis: Nick Hornby
    Penerbit: Riverhead Books
    Halaman: 307 halaman
    Terbitan: April 2002

    Will Freeman may have discovered the key to dating success: If the simple fact that they were single mothers meant that gorgeous women—women who would not ordinarily look twice at Will—might not only be willing, but enthusiastic about dating him, then he was really onto something. Single mothers—bright, attractive, available women—thousands of them, were all over London. He just had to find them.

    SPAT: Single Parents—Alone Together. It was a brilliant plan. And Will wasn't going to let the fact that he didn't have a child himself hold him back. A fictional two-year-old named Ned wouldn't be the first thing he'd invented. And it seems to go quite well at first, until he meets an actual twelve-year-old named Marcus, who is more than Will bargained for...

    Review

    Jauh lebih suka yang ini ketimbang "High Fidelity" (review di sini). Kalau di "High Fidelity" saya gampang "capek" sama humornya, tapi kalau yang di sini sama sekali tidak.

    "About a Boy" bercerita tentang Will, seorang pria 30-an yang hidup mewah walau tidak memiliki pekerjaan. Dia menerima warisan berupa royalti lagu natal dari ayahnya, lagu yang selalu dimainkan dan direkam oleh banyak penyanyi setiap tahunnya. Hal ini membuat dia bisa terus hidup (lumayan) mewah, walau tidak pernah bekerja.

    Lewat suatu peristiwa, Will memutuskan bahwa wanita yang menjadi orang tua tunggal adalah tipe wanita terbaik untuk dikencani. Dia akhirnya bergabung dengan SPAT (Single Parents--Alone Together) hanya agar bisa dekat dengan para ibu tunggal.

    Lewat SPAT inilah dia bertemu dengan Marcus, seorang anak 12 tahun dengan ibu yang mencoba bunuh diri. Will yang tidak sengaja masuk ke dalam hidup Marcus, akhirnya sadar bahwa dia baru saja masuk ke dalam pola hidup rumit yang selama ini dia hindari.

    Iya, premis ceritanya rada konyol sih, secara novel ini memang ditulis dengan penuh humor. Tapi, yang saya suka adalah: di balik semua kekonyolan itu, sebenarnya ada isu-isu yang lumayan berat yang buku ini bahas. Seperti masalah depresi, hubungan sosial, tumbuh dewasa, hingga soal cinta yang rumit dan pahit. Dan saya kagum karena hal-hal ini bisa dieksekusi dengan begitu rapi dan terasa ringan di "About a Boy".

    Secara karakter, saya jauh lebih suka dengan Will ketimbang Rob di "High Fidelity". Will tidak semenyebalkan Rob soalnya :)). Oh, tapi saya paling suka sama Marcus sih. Perjuangannya untuk terus hidup, walau di-bully di sekolah, tidak punya teman, dan punya ibu yang depresi hingga tidak bisa mengurusnya terasa sangat "kena" buatku.

    Secara keseluruhan: novel pertama yang saya beri 5 bintang di tahun 2015 ini! XD

    How cool was Will Freeman? [...] He was, according to the questionnaire things, sub-zero! He was dry ice! He was Frosty the Snowman! He would die of hypothermia! --Will on himself.


    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge


    View all my reviews

  2. 0 comments :

    Post a Comment