Rss Feed
  1. The Rising StarThe Rising Star by Angelique Puspadewi
    My rating: 2 of 5 stars

    Judul: The Rising Star
    Penulis: Angelique Puspadewi
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 232 halaman
    Terbitan: 26 Februari 2015

    Sebagai artis junior, Alexa diminta terlibat dalam rekayasa untuk menaikkan pamor Juna, artis menyebalkan dan sok ganteng yang sama-sama bernaung di RR Production. Tidak tanggung-tanggung, mereka akan menciptakan skandal. Rumornya Alexa ketahuan hamil dengan Juna padahal dia sudah bertunangan dengan Bara, caleg yang juga butuh pemberitaan sensasional agar semakin dikenal masyarakat. Jika ini berhasil bukan hanya pamor Juna dan Bara yang akan melambung, tapi nama Alexa juga akan bersinar. Mereka bertiga akan menjadi The Rising Star.

    Skenario yang dijalankan nyaris sempurna, hingga sandungan kecil mengacaukan semuanya. Setelah hangout sampai teler berat di pub dan terbangun di kamar hotel, Alexa mengalami gejala yang dialami oleh perempuan yang sungguhan hamil! Sialnya, Alexa tidak tahu dengan siapa ia tidur malam itu.

    Adegan demi adegan yang mereka jalani ternyata malah membuat Juna dan Bara menyukai Alexa. Mereka sama-sama memberi perhatian pada Alexa dan berusaha memperebutkan cinta gadis itu. Namun, ternyata diam-diam sebenarnya hati Alexa sudah ditambatkan pada pria yang terlarang untuk ia cintai...

    Review

    Sebenarnya cerita di novel ini tidak sedangkal blurb-nya sih. Pas pertama baca blurb-nya, kukira bakal dapat karakter yang nggak banget, tapi ternyata ada twist tentang kehamilan Alexa yang cukup bagus.

    Sayang keseluruhan plotnya kurang fokus. Ceritanya terasa melompat-lompat sehingga saya tidak bisa merasakan emosi yang terlalu dalam per adegannya. Padahal ada banyak momen yang kurasa bisa lebih mengaduk perasaan pembaca.

    Lalu dialognya... terkadang ada rasa telenovela/sinetroniyah/opera sabun yang berlebihan. Seperti waktu Alexa bicara dengan 'pria yang terlarang untuk ia cintai'. Spoiler orangnya loh ya. Nggak terlalu juga sih, karena di bab awal sudah dibeberkan.

    "Tetapi aku mencintaimu, Lex. Aku... aku tak dapat hidup tanpamu. Berdekatan dengan wanita lain membuatku serasa berkhianat. Dan... dan aku pun tak sanggup bila harus melihatmu dengan pria lain..." Arya masih berusaha meyakinkan Alexa. Dia ingin egois sekali ini saja.

    "Tidak, Mas. Kita pasti bisa." Alexa terisak. "Kita harus bisa," tegas Alexa.

    "Bagaimana jika aku tak sanggup? Arya melonggarkan pelukan dan menatap Alexa dengan mata basah.

    "Mas, kita pasti sanggup. Pasti. Selama ini Mas sanggup menahan rasa itu. Tinggal selangkah lagi. Kita sama-sama berusaha. Kita pasti bisa, Mas... demi Papa." Alexa berusaha menguatkan meski ia sendiri patah. Hatinya hancur berkeping-keping. Ia ingin mengikuti usul Arya. Sangat ingin. Tetapi cintanya pada Papa mampu menahan ego yang menggebu. Ia tidak mungkin mengkhianati Papa.


    Arya menenggelamkan wajahnya di kepala Alexa. Pria itu bergumam di rambut Alexa seraya terisak. "Baiklah, jika itu sudah menjadi keputusanmu. Tetapi biarkan aku berdoa agar Tuhan mempersatukan kita di akhirat kelak. Mengizinkanmu menjadi bidadari surgaku. Seperti Tuhan menyatukan Adam dan Hawa beratus tahun kemudian. Kuharap waktu itu datang untuk kita." Arya menyusut sisa air mata dan kembali mendekap Alexa. Alexa mengamini dalam hati. (hal. 158-159)


    Atau misal di adegan ini:

    "Mengapa kamu mencintaiku?" Arya melarikan pandangan tepat ke manik mata Winona yang memandangnya penuh cinta. 

    "Arya. Haruskah ada alasan, ketika aku bahkan sudah merendahkan diri mengejamru? Tidak peuli dunia mencemooh. Perisaiku, hanya cintamu." Gombalan Winona membuat Arya tersenum miris. 

    [...]

    "Kamu tidak malu menikah dengan pria biasa sepertiku?" Arya tahu ini berlebihan. Namun ego belum sepenuhnya puas.


    "Kamu pria luar biasa yang kukenal selain almarhum suamiku. Kupastikan mereka yang menghormatiku, akan menghormatimu juga. Jika tidak, mereka harus rela kehilangan jalinan denganku. Aku sudah memilihmu dan siap dengan segala konsekuensinya," terang Winona berusaha meyakinkan Arya. (hal. 175-176)


    Calm down, doge. Calm down.

    Anyway, ini buku Amore ketiga yang kubaca dan sejauh ini saya belum cocok dengan lini satu ini. Sejauh ini, dari segi cerita dan plot, sebenarnya "The Rising Star" ini yang terbaik. Hanya saja saya kurang bisa menangkap emosi dan chemistry antara tokoh utama wanitanya, Alexa, dengan tokoh yang akhirnya dia pilih. Tokoh favorit di sini: Arya, karena dia mengambil keputusan-keputusan yang berat demi keluarganya.

    Saya juga salut untuk kerapian buku ini. Layout dalamnya bagus dan tidak ada typo yang kubaca.

    Rekomendasi untuk yang suka kisah cinta yang ringan, serta tokoh yang mampu berkorban untuk kepentingan yang lebih besar.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2015 New Authors Reading Challenge
    - 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge
    - 2015 100 Days of Asian Reading Challenge

    View all my reviews

  2. 4 comments :

    1. Anonymous said...

      ((sinetroniyah))

      Gambarnya juga lucu. Aku malah jadi ketawa ini. Hehehe... xD

      But, nice review, Biondy :D

    2. Biondy said...

      wah ada Mbak Ria.
      Thank you sudah mampir, Mbak :D

    3. Astagfirullah.. maafkan aku yang ketawa sakit perut.. bukan bermaksud menertawakan sesama penulis.. Salahkan dogie lucu yang ada dalam postingan ini..

    4. Biondy said...

      wah, ada Mbak Rhein :3

    Post a Comment