-
Review Kumpulan Novelet: Parahyangan 147 - Mita Miranti, Moemoe Rizal, Rezza Brahma, Tita Rosianti, Bisma Dwibangga
Wednesday, March 11, 2015
Parahyangan 147 by Mita Miranti
My rating: 4 of 5 stars
Judul: Parahyangan 147
Penulis: Mita Miranti, Moemoe Rizal, Rezza Brahma, Tita Rosianti, Bisma Dwibangga
Penerbit: Grasindo
Halaman: 249 halaman
Terbitan: 29 Desember 2014
Apartemen Parahyangan 147, cara baru berkehidupan harmonis karena dilengkapi perlindungan paling kokoh untuk menghadapi segala kesulitan Anda. Cocok bagi Anda yang meninggalkan ibukota demi kehidupan baru penuh skandal, merencanakan keturunan, hingga berbagi kisah di dalam lift bersama orang asing. Atau bagi Anda profesional muda yang aktif, memiliki ketegaran yang tinggi meski terjebak di tempat publik dalam balutan handuk semata.
Kami juga menawarkan nuansa yang mendukung untuk semua karakter yang hidup dari tulisan-tulisan Anda. Dilengkapi fasilitas canggih yang dapat membantu Anda membunuh diri atau melahirkan kehidupan baru. Bahkan, Anda bisa tinggal bersama majikan Anda, menggoyang-goyangkan ekor di sepanjang koridor, atau menjulurkan lidah seraya menyaksikan kehidupan majikan Anda yang berada di ambang perpecahan.
Tunggu apa lagi! Segera dapatkan unit terbaik dan mulai kisah hidup Anda yang memukai di sini!
Review
Kumpulan cerita (novelet?) dari 5 orang penulis. Seluruh cerita memiliki satu benang merah: Apartemen Parahyangan 147 yang super canggih, serta kota Bandung yang terserang badai hingga mengurung para penghuni apartemen di dalam bangunan itu.
Unit 1032 - Mita Miranti
Cerita ini berkisah tentang Fira, penghuni unit 1032 yang baru saja bertengkar dengan suaminya, hingga pria itu pergi dan belum kembali selama beberapa hari terakhir.
Saat bencana mulai menyerang, Fira terjebak di dalam lift bersama Danur, seorang pria yang tidak dia kenal. Di dalam lift itulah mereka saling curhat tentang keadaan masing-masing.
Ceritanya manis dan saya suka dengan akhir ceritanya. Cuma ceritanya agak terlalu pendek nih. Jadi ingat Perfect Mess (review di sini) pas baca ini.
Unit 808 - Moemoe Rizal
Bercerita tentang Kevin, seorang fotografer bertubuh oke punya. Dia terjebak di luar kamarnya saat terjadi pemadaman listrik karena badai. Akibatnya, dia tidak bisa masuk karena kunci elektronik tidak bisa digunakan. Yang lebih parahnya lagi: dia hanya mengenakan selembar handuk.
Ngakak dari awal sampai akhir baca cerita ini. Yah, coba bayangin nasib si Kevin yang hanya pakai selembar handuk, terus harus naik turun tangga darurat untuk mencari bantuan. Ceritanya agak-agak nude content gitu, jadi pastikan sudah cukup umur yah. *halah.
Genre cerita ini bukan komedi loh, tapi horor komedi. Iya, horor. Dan bagian horornya sempat bikin saya deg-degan. Sayang akhir ceritanya saya kurang gitu suka ._.
P.s: pembaca, bersiap-siaplah dipanggil Om di sepanjang cerita ini.
Unit 1020 - Rezza Brahma
My least favorite story. Sorry.
Sebenarnya cerita ini metafiksi yang menarik, tapi juga membingungkan dan agak membosankan. Jadi, novelet ini bercerita tentang Kim, seorang wanita asing yang pindah ke Indonesia karena mengikuti keluarganya. Narasi Kim seluruhnya menggunakan bahasa Inggris, karena dia orang asing dan belum lancar berbahasa Indonesia. Yeah, ceritanya didominasi bahasa Inggris di sini.
Diceritakan bahwa Kim ini sedang menulis sebuah cerita, tapi dia masih bingung mau menulis tentang apa. Nah, saya tidak tahu apakah ini disengaja atau tidak, tapi saya merasa penulis novelet ini juga sebenarnya bingung mau nulis apaan. Ceritanya terlalu mbulet, kebanyakan karakter, dan penuh dengan ketidakjelasan.
Lalu di bagian akhir, ada satu bagian meta lagi. Sewaktu Aldy, karakter selain Kim, mengumpulkan sebuah cerpen pada editornya, kemudian editornya bilang kalau cerita Aldy melenceng dari tema 'hari raya di Indonesia' yang ditetapkan untuk proyek buku antologi mereka. Hal itu juga yang saya rasakan dari cerita ini: "melenceng" dari tema 'apartemen' (lebih ke arah setting tempat tidak sedominan empat cerita lainnya, sih).
Unit 701 - Tita Rosianti
Cerita terfavorit saya di buku ini. Saya sampai baca ulang 3 kali dan masih aja tetap ngakak pas baca.
Cerita ini masih berhubungan dengan ceritanya Om Moemoe Rizal. Salah satu karakter di 'Unit 808' muncul lagi di sini sebagai kameo. Ceritanya sendiri tentang Mira yang menginap di apartemen sepupunya yang sedang pergi ke Singapura.
Mira baru saja ditinggal nikah pacarnya. Hal ini membuat dia malu dan sedih sampai dia berpikir untuk bunuh diri. Nah, berbagai kekonyolan usaha bunuh diri Mira ini malah berujung pada dia menolong seorang ibu yang akan melahirkan.
Cerita yang sangat menghibur dari awal hingga akhir. Hanya saja catatan kaki humor ala Gege Mengejar Cinta mungkin tidak diperlukan di sini. Terasa berusaha terlalu keras soalnya.
Unit 525 - Bisma Dwibangga
Cerita yang menjadi penutup buku ini. Dibukanya justru dengan adegan yang menampilkan masa depan setelah badai berlalu.
Ceritanya mengambil sudut pandang seekor anjing yang menyaksikan kejatuhan tuannya. Howie, si anjing, menyaksikan bagaimana pemiliknya bangkrut, ditinggal oleh istrinya, kemudian terjebak di Apartemen Parahyangan 147 akibat badai.
Saya agak kurang sreg dengan narasinya yang terkesan terjemahan super formal. Karakter-karakternya bahkan saling menyebut satu sama lain dengan panggilan Tuan dan Nyonya di dalam dialog. Tapi, secara keseluruhan, saya suka dengan cerita tentang seekor anjing dan tuannya ini. Apalagi bagian akhirnya :').
Secara keseluruhan: "Parahyangan 147" ini menampilkan ragam cerita yang kaya. Ada yang "nonjok" banget buat saya, ada juga yang tidak. Yah, selayaknya kumpulan ceritalah.
Saya rekomendasikan untuk para pembaca yang mencari sebuah hunian penuh warna, canda tawa, serta air mata (juga air hujan).
Buku ini untuk tantangan baca:
- 2015 New Authors Reading Challenge
- 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge
- 2015 100 Days of Asian Reads Reading Challenge
View all my reviewsPosted by Biondy at 12:47:00 AM | Labels: 2015 Asian Reads Challenge , 2015 Lucky No. 15 , 2015 New Authors Reading Challenge , Bisma Dwibangga , Buku , Grasindo , Membaca , Mita Miranti , Moemoe Rizal , Review , Review Buku , Rezza Brahma , Tita Rosianti |
0 comments :
Post a Comment