Rss Feed
  1. StarlightStarlight by Dya Ragil
    My rating: 3 of 5 stars

    Judul: Starlight
    Penulis: Dya Ragil
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 264 halaman
    Terbitan: April 2016

    Bakal kusedot semua cahaya dari bintang-bintang yang kelewat dekat. Hati-hati, bisa aja kamu salah satunya.

    Gimana rasanya satu kelompok belajar sama murid-murid berbeda kepribadian? Harusnya sih seru, tapi Wulan merasa kebalikannya. Dia bete mesti sekelompok sama Lintang—saudara kembarnya yang lebih disayang sang ayah, Bagas si genius bermulut besar, Nindi yang galak dan dingin, juga Teguh si biang onar. Hubungan kelimanya makin kacau waktu sekolah mengadakan seleksi perwakilan untuk olimpiade sains.

    Di tengah persiapan olimpiade, Wulan harus menghadapi sang ayah yang selalu meragukan dirinya, mantan pacar yang kerap menindas saudaranya, juga mantan gebetan yang terus mengganggu konsentrasinya.

    Akankah kehidupan SMA Wulan berjalan mulus? Atau dia gagal membuktikan kemampuannya?


    Review 

    'Starlight' bercerita tentang Wulan, seorang gadis SMA yang punya cita-cita untuk mengikuti olimpiade astronomi. Walau semua orang, bahkan sang ayah sendiri, memandang cita-cita Wulan ini dengan sebelah mata, gadis itu tidak mau menyerah. Tapi, langkah Wulan tidak semulus itu dalam menggapai cita-citanya. Dia harus melewati pelatihan dan ujian penyaringan. Masalahnya, dia harus melewati semua itu bersama Nindi, cewek dingin yang hanya peduli pada pelajaran, serta Bagas, cowok yang pernah dia suka, tapi selalu mengolok-oloknya. Belum lagi dia harus satu kelompok belajar dengan Teguh, mantan pacarnya, dan Lintang yang selalu bersitegang dengan Teguh.


    Suka, deh, sama novel ini. Tema yang diangkat, tentang persahabatan dan keluarga, serta bumbu astronomi yang dimasukkan membuat ceritanya menarik. Saya suka dengan berbagai selipan astronomi yang kemudian berusaha disambungkan dengan kehidupan sehari-hari. Biasanya kalau tidak hati-hati, hal ini akan menimbulkan kesan memaksa, tapi di novel ini, penggunaannya sudah baik.

    "Maksudku, butuh teleskop sekaliber teleskop Hubble buat bisa lihat bintang yang nggak akan kelihatan dengan teleskop biasa. Kalau Sirius B nggak terlihat, itu cuma karena kualitas teleskopnya yang jelek, bukan karena Sirius B itu nggak ada."

    Wulan kembali tersenyum, "Jadi, cuma orang hebat yang bisa nyadar potensiku?"

    Lintang mengangguk mantap. "Iya, orang hebat itu ada di depanmu sekarang."

    Wulan refleks menjitak kepala Lintang. (hal. 82)


    Tokoh-tokohnya juga lumayan menarik, walau butuh waktu yang lama untuk saya peduli pada mereka.

    Jadi gini, membaca novel ini membuat saya merasa mendengarkan curhatan teman tentang teman-temannya yang berada di luar lingkaran pergaulan saya. Ketika dia bilang bahwa A dan B itu tidak bisa berteman karena ada sesuatu di masa lalu mereka, saya cuma angguk-angguk saja sambil terus mendengarkan pembicaraan teman saya itu. Saat dia bilang kalau si C itu anaknya begini-begitu, ya saya cuma bisa kembali mengangguk tanpa ada keterikatan emosi apa-apa. Wong saya tidak kenal orang-orang itu.

    Novel ini sebenarnya lebih fokus pada karakter (character driven) dan penulisnya sudah cukup baik untuk menampilkan tokoh-tokoh yang berbeda. Yang saya rasa kurang adalah, bagaimana penulis menyampaikan fakta kunci para karakter ini, serta perkembangan mereka setelah fakta itu terkuak ke pembaca (dan mungkin karakter lain yang tidak tahu). Tidak ada suatu adegan/peristiwa yang memberikan dampak yang besar bagi pembaca, sehingga ada kesan melempem setelah fakta-fakta ini muncul.

    Saya rasa alur mundur justru diperlukan di buku ini. Cara itu bisa memberikan dampak yang lebih besar pada pembaca, daripada cara penyampaian sepintas lalu yang ada di novel ini.

    Secara keseluruhan, 'Starlight' adalah novel remaja yang membicarakan tentang rumitnya masa remaja. Banyak suka-duka dan pelajaran hidup yang didapatkan pada fase ini. Bumbu astronominya membuat novel ini lebih sedap, tapi masih sedikit kurang dalam cara penyampaian rahasianya.

    "Dulu, aku pernah punya impian. Aku cuma ngerasa kalau sekarang ini belum waktunya buat menyerah." (hal. 63)

    Ikuti GA berhadiah 1 novel 'Starlight' di sini.
     
    View all my reviews

  2. 10 comments :

    1. Anonymous said...

      Ikutaann ^_^
      Wish me luck!

    2. Huhu, aku awam mengenai sesuatu yang berbau astronomi. Tapi aku selalu kepingin tahu dan tertarik mempelajarinya. Semoga saja bisa baca novel ini secepatnya :D

    3. Awal aku lihat kovernya, ada kesan "ini bakalan membosankan deh kayaknya" tapi setelah aku baca blurb bukunya dan baca reviewnya, seketika pemikiranku tentang buku ini berubah! aku jadi tertarik sama karakter-karakter yang diciptakan, apalagi tema utamananya adalah persahabatan dan keluarga, hmmmm. Astronomi? wah bakalan dapat suasana baru kalau aku berkesempatan baca novel ini, aku penasaran bagaimana penuturan sang penulis membawakan pelajaran dalam novelnya, karen pengalamanku sebelumnya tentang novel yang menyangkut pelajaran itu bagus novelnya, dan aku harap novel ini juga gak kalah bagus dengan novel yang aku baca dulu, Brother karya Shofi Annisa.

    4. Novelnya rasa remaja banget niy! Baru blurb & reviewnya aja udah seru, ditambah lagi ada tema astronomi, makin menarik dan bakalan nambah info & ilmu.

    5. Unknown said...

      Kalau harus menggambarkan Starlight dengan satu kalimat pendek, menurut saya kalimat yang tepat adalah “buku yang kontennya realistis”. Ya, realistis. Dimulai dari nama tokoh-tokohya yang “merakyat”. Hehehe. Maksud saya, nama tokoh-tokoh di buku ini umum banget, bukan nama-nama yang asing di telinga. Sebab novel remaja sekarang suka ada nama tokohnya yang saking uniknya membikin bingung pelafalannya gimana x)) Tak ada salahnya sih, cuma kalau mau menuruti selera, saya lebih suka yang seperti Starlight ini.

      Kerealistisan berikutnya adalah penggambaran kehidupan SMA-nya. Pokoknya ketika baca review-nya saya berasa balik lagi jadi anak SMA. Poin ini cukup bikin saya bernostalgia, mengenang kembali masa indah jaman itu. Pengin deh ngulang lagi masa-masa itu. Tapi.. minus bangun pagi, PR numpuk, dan pelajaran tambahan yaaa :p

    6. Covernya lucu, dan langsung tertarik begitu baca 'persiapan olimpiade'. Langsung inget persiapan olimpiade sama anak bebek kemarin haha, *kok malah curhat*

    7. Kayaknya aku bakalan suka baca novel ini, tokohnya remaja dan isinya berbau astronomi. Semoga bisa kesampaian punya novel ini.

    8. chachaliztya said...

      Cocok banget ini untuk pembaca yang masih sekolah di SMA karena novel ini menceritakan kehidupan sehari-hari sekelompok siswa dengan beragam kepribadian dan permasalahan khas remaja.Fokus cerita tentang Wulan yang ingin membuktikan pada ayahnya dia mampu untuk Olimpiade Astronomi. Saya jadi teringat teman SMA saya yang ikut Olimpiade Astronomi, saya jadi tertarik pada astronomi karena sering mendengarnya bercerita tentang rasi bintang dengan binar di wajahnya. Novel Starlight ini mengingatkan saya pada kehidupan SMA saya dengan berbagai suka dukanya. Pengen deh baca novel ini dan nostalgia dengan kehidupan SMA :D

    9. Putri said...

      Aku bukan anak olimpiade astronomi, tapi teman saya ikutan. Dia bilang ternyata astronomi itu banyak matematikanya juga, aku kan suka matematika jadi agak antusias.
      Pas SD dulu bangga banget tahu apelium dan perihelium. sampe sekarang masih penasaran sama astronomi, termasuk sama buku ini. Aku pengen belajar astronomi dari buku ini. ^_^

    10. Waah, jadi keingetan jaman SMA nih. Aku juga ikut kelompok bimbingan untuk Olimpiade Astronomi, tapi emang nggak terpilih sih haha.. Dasarnya ilmu tentang angkasa dan perbintangan ini sangat menarik, tapi cukup rumit karena emang nggak jadi mata pelajaran disekolah. Problema perbedaan karakter dalam team dan nggak ada dukungan dari orang tua juga kadang cukup bikin stress sih. Pengen dong baca novel ini :)

    Post a Comment