Rss Feed
  1. Cloud AtlasCloud Atlas by David Mitchell
    My rating: 4 of 5 stars

    Judul: Cloud Atlas
    Penulis: David Mitchell
    Penerbit: Random House Trad Paperbacks
    Halaman: 515 halaman
    Terbitan: Oktober 2012

    Everything is connected

    A postmodern visionary who is also a master of styles and genres, David Mitchell combines flat-out adventure, a Nabokovian love of puzzles, a keen eye for character, and a taste for mind-bending philosophical and scientific speculation in the tradition of Haruki Murakami, Umberto Eco, and Philip K. Dick. The result is brilliantly original fiction that reveals how disparate people connect, how their fates intertwine, and how their souls drift across time like clouds across the sky.

    Review

    Wow, akhirnya saya baca buku ini juga. Sudah beli buku ini sekitar Desember 2012 atau Januari 2013 yang lalu, setelah filmnya rilis. Sudah lama bangetlah. Keluar juga dia dari dalam tumpukan :)).

    "Cloud Atlas" bercerita tentang 6 kisah:
    1. Adam Ewing, seorang Amerika yang ikut serta dalam sebuah perjalanan ke Kepulauan Chatham.
    2. Robert Frobisher, seorang pemusik di tahun 1930-an, yang baru saja jatuh miskin dan akhirnya bekerja pada seorang pemusik tua yang sakit-sakitan.
    3. Luisa Rey, seorang jurnalis yang mencari kebenaran tentang sebuah proyek besar yang berbahaya. Keterlibatannya dimulai dengan pertemuannya dengan seorang ilmuwan tua saat terjebak di dalam lift.
    4. Timothy Cavendish, seorang pria tua yang bekerja di bidang penerbitan. Oleh kakaknya yang jengkel karena terus-terusan dimintai uang, dia "dijebak" hingga masuk ke dalam sebuah panti jompo.
    5. Sonmi-451, hasil kloning yang hidup pada sebuah era distopia di masa depan.
    6. Zachry, seorang pria tua yang hidup di sebuah masa post-apocalyptic.

    Pertanyaannya: apakah hubungan keenam orang ini?

    Saya jujur terpukau dengan kepiawaian David Mitchell dalam menceritakan setiap sudut pandang. David Mitchell bukan hanya menyajikan cerita dan tokoh yang berbeda, tapi juga gaya narasi yang lain satu sama lain. Ada gaya bercerita yang terkesan 'tua', ada yang modern, ada yang dalam bentuk tanya-jawab seperti di World War Z: An Oral History of the Zombie War, ada yang sifatnya romansa, ada yang thriller, dan ada juga yang fiksi ilmiah.

    Struktur ceritanya yang sengaja dipatah-patah mungkin akan sedikit menyulitkan untuk dibaca. Pada awalnya saya juga agak bosan dan tidak paham ceritanya mau dibawa ke mana, tapi perlahan-lahan rangkaian cerita yang ada mulai menampakkan dirinya.

    Dari 6 kisah di buku ini, yang paling berkesan buatku itu yang tentang Robert Frobisher, Luisa Rey, dan Sonmi-451. Yang kurang berkesan, mungkin yang tentang Zachry. Gaya narasinya sulit kupahami dan akhirnya banyak yang kubaca sepintas lalu saja.

    Secara keseluruhan, "CLoud Atlas" adalah sebuah bacaan yang menyegarkan, dengan gaya bercerita yang unik dari penulisnya.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge
    - 2015 New Authors Reading Challenge
    - 2015 Read Big Reading Challenge


    View all my reviews


  2. 2 comments :

    1. Buku yang keren banget ini :D/ Dan emang sulit dibatja terutama di bagian Ewing, Zachry, dan Timothy. Ewing karena bahasanya tua, Zachry karena banyak huruf yang hilang, dan Timmy (?) yang gaya berceritanya mirip kayak Lolita-nya Nabokov :))

      Oh iya, di novel Zachry-nya masih muda lho, belum tua kayak di film. Soalnya dulu aku sempat kaget dan bergumam sendiri, "wah, ini bakal nggak ada romansa antara Zach dan Mero nih. Padahal di film chemistry mereka oke banget" ketika Zach dan orang-orang di sukunya kaget ketika tahu umurnya Mero.

      Wah, jadi pengen segera batja WWZ (?)

    2. Biondy said...

      Yang Ewing itu lebih ke arah membosankan sih pertamanya. Gara-gara bingung ceritanya mau dibawa ke mana :))

      Kalau yang Zachry itu emang hurufnya banyak yang hilang. Jadinya kayak baca orang Southern lagi narasi :))

    Post a Comment