Saskia menyeka peluh yang berada di keningnya lalu menoleh ke jam dinding besar yang berada di atas lemari es.
Sudah pukul 5.
Dia kembali mengaduk isi panci yang ada di hadapannya. Masakannya harus selesai sebelum suaminya sampai di rumah. Mas Tri, suaminya, tidak suka kalau makanan belum siap ketika dia sampai di rumah dan kalau sampai makanan belum terhidang, wah jangan tanya. Bisa-bisa tubuh Saskia lebam-lebam dan darah mengalir dari bibirnya. Pernah Saskia minta cerai dari suaminya, tapi dia malah dipukul dan disekap di rumah selama 3 hari. Sejak itu dia tidak berani lagi untuk membicarakan perceraian.
Dag! Dig! Dug!
Saskia menoleh ke kanan, kiri, lalu ke belakangnya, memastikan tidak ada yang melihatnya. Suatu hal yang tidak perlu sebenarnya karena dia saat ini sendirian di rumah dan dapurnya berada di tempat yang tidak mungkin dapat dilihat oleh orang dari luar rumah. Dia berjalan menuju lemari paling ujung kiri, membuka lemari yang berada di atas kepalanya, lalu berjinjit menggapai-gapaikan tangannya ke bagian terdalam lemari itu. Sebuah botol kaca ditariknya keluar dari dalam lemari itu. Dia memegang botol kaca itu dengan tangan gemetaran.
Tangannya tidak dapat berhenti gemetar. Kembali dia celingukan untuk memastikan tidak ada orang yang melihatnya memegang benda itu. Saskia tahu persis apa isi botol kaca itu dan apa yang dapat diperbuat isinya. Isinya adalah potasium sianida dan dapat digunakannya untuk membunuh suaminya.
Tuangkan saja isinya ke dalam sup itu Saskia, dan kau akan bebas. Bebas!
Tapi dia suamiku.
Apa orang yang sering memukul dan menyiksamu pantas kau sebut suamimu?
Tapi ini dosa.
Dosa? Dosa apa? Yang kau lakukan hanyalah merebut kembali kebebasanmu. Para pejuang Indonesia juga dulu membunuh para penjajah untuk memperoleh kebebasan negeri ini. Sama saja kan.
Tapi ini berarti aku menghilangkan sebuah nyawa.
Setiap hari ada ribuan bahkan jutaan nyawa yang hilang, Saskia. Kalau bertambah satu apalah artinya?
Jadi aku harus membunuhnya?
Bunuh! Bunuh dia Saskia!
Baiklah. Aku akan membunuhnya.
Tutup botol itu Saskia putar hingga terbuka. Dengan langkah bergetar didekatinya panci berisi sup ayam yang sedang dimasaknya. Semeter lagi. Semeter lagi menuju kebebasanku. Dituangkannya seluruh isi botol itu lalu diaduknya sup itu perlahan. Sebuah senyum terulas di wajahnya.
Kriinnggg!!
Saskia mengangkat telepon itu.
“Halo, selamat sore.”
“Sas, ini Mas Tri. Hari ini aku tidak pulang ke rumah yah. Tiba-tiba aku harus pergi ke Bandung karena pabrik di sana ada masalah. Aku baru pulang 3 hari lagi. Kamu jaga diri baik-baik yah.”
Klik. Telepon diputus.
Saskia menutup telepon. Dia termangu.
Kau boleh bebas hari ini Triharjo Sunajaya. Tapi 3 hari lagi, 3 hari lagi kau pasti akan mati!
-
Dag Dig Dug
Friday, January 13, 2012
Posted by Biondy at 9:56:00 PM | Labels: #15HariNgeblogFF |
Bagus. Eh tapi pas baca aku jadi buat ending sendiri, waktu telepon masuk ada yang ngasi tahu kalo suaminya udah meninggal karena tabrakan #tragis hahaha :))
Salam kenal :)
#15HariNgeblogFF
iya, gitu bagus juga kali yah endingnya :D
salam kenal yah :)