Rss Feed
  1. Senyum Untukmu Yang Lucu

    Saturday, January 21, 2012

        Kapan kamu akan datang? Aku bertanya-tanya.

        Sebentar lagi. Itulah jawabanmu.

        Kapan sebentar lagi itu? Aku kembali bertanya.

        Aku pun tidak yakin. Tetapi yang kuyakini, waktunya sudah tidak lama lagi. Jawabmu.

        Aku menunggumu. Aku pasti akan menunggumu.

        Aku pun menunggumu dengan perasaan tidak sabar. Ingin rasanya aku cepat-cepat bertemu denganmu. Penantianku sudah terlalu lama dan melelahkan. Ada banyak saat dalam penantianku ketika aku merasa terlalu lelah untuk menunggu. Tetapi aku tidak bisa apa-apa. Yang dapat kulakukan hanyalah menunggu dan menunggu.

        Aku selalu tersenyum ketika membayangkanmu. Membayangkan bentuk wajahmu, matamu, hidung, dan juga jari-jarimu. Uuuh... Tidak sabar rasanya. Aku ingin segera bertemu dan memelukmu.

        Ada banyak cerita yang ingin kubagikan padamu. Tahukah kamu bahwa aku sudah lebih mahir menjahit sekarang. Aku sudah dapat membuat pakaian dengan pola sederhana saat ini. Tidak sabar rasanya aku melihat kamu mengenakan baju dan celana buatanku. Kamu ingat dengan semak mawar yang tidak mau berbunga itu? Minggu lalu kuncup-kuncup mawarnya mulai bermunculan. Aku tidak sabar memperlihatkannya padamu.

        “Tania, kamu sedang apa?”

        “Oh, Ibu. Tidak sedang apa-apa kok." kedatangan ibu membuyarkan lamunanku. "Hanya tiduran saja.”

        Ibu tersenyum. “Kau sudah tidak sabar dengan kedatangannya yah?”

        Aku tersipu. “Tentu saja, Bu. Aku tidak sabar. Sudah lama aku menantinya.”

        “Ya sudah. Kamu tidur deh. Sudah malam. Tidak baik buat kesehatanmu kalau tidur terlalu malam.”

        Aku mengangguk. “Iya Bu. Ibu juga tidur deh. Selamat malam Ibu. Mimpi indah.”

        Ibuku mengangguk. “Iya. Selamat malam.” katanya lalu menutup pintu.

        Kupejamkan mataku dan perlahan-lahan aku terbuai menuju pulau mimpi. Di sana aku bertemu denganmu. Wajahmu terlihat begitu tampan. Aku memeluk erat dirimu dengan perasaan yang bahagia. Kuberikan senyumku yang terbaik padamu. Sebuah senyum yang dipenuhi kebahagiaan. Kebahagiaan yang muncul sebagai jawaban atas sebuah penantian panjang. Kau pun tersenyum padaku, memuaskan dahagaku yang telah lama menanti kedatanganmu. Wajahmu bukan hanya terlihat tampan, wajahmu juga terlihat lucu. Ya, lucu. Sebuah wajah yang selalu terbayang-bayang di pikiranku. Suaramu terdengar begitu menawan di telingaku. Suara yang selalu ingin kudengar. Kudekatkan wajahku padamu, hendak menciummu, tetapi tiba-tiba saja aku terbangun dan mimpi indahku itu buyar sudah. Ah, padahal sedikit lagi bibirku akan menyentuh pipimu.

        Aku duduk bersandarkan sebuah bantal, lalu mengelus perutku yang membesar.

        “Cepatlah datang anak manis. Ibu menunggumu di sini.”

        Dan kalau kau datang, aku akan memberikan sebuah senyum untukmu yang lucu.

  2. 2 comments :

    Post a Comment