Rss Feed
  1. Home, Saling Menjauh tapi Saling MerinduHome, Saling Menjauh tapi Saling Merindu by Ifa Avianty
    My rating: 3 of 5 stars

    Judul: Home, Saling Menjauh tapi Saling Merindu
    Penulis: Ifa Avianty
    Penerbit: Diva Press
    Halaman: 388 halaman
    Terbitan: September 2013

    Sinopsis

    "Home" bercerita tentang sebuah rumah, sebuah tempat yang penuh kenangan dan cerita. Sebuah tempat yang menyimpan rahasia, cinta, serta benci. Sebuah tempat yang kini akan dijual karena penghuninya tidak lagi merasa nyaman di dalam sana.

    "Home" mengambil sudut pandang 4 orang. Opa Kurt, sang sesepuh keluarga besar; Oma Bee, sang istri yang telah melahirkan 7 orang anak; Wisnu, si anak tertua yang benci pada ayahnya; serta Truly, sang menantu, istri Wisnu.

    Perlahan pembaca diajak menyusuri alur waktu. Masa lalu, awal mula, serta rahasia sebuah keluarga.

    Review

    Sebuah buku yang sangat besar. Karakternya ada banyak sekali di buku ini. Karakter utamanya memang hanya 4 orang yang sudah saya sebutkan di atas, tapi ada juga tokoh-tokoh lain yang muncul dalam cerita. Para menantu, saudara, anak, cucu. Jumlahnya banyak dan kadang saya bingung (dan juga tidak peduli sebenarnya) siapa orang ini, apa posisi orang itu. Kurasa buku ini butuh pohon silsilah.

    Saya agak lambat untuk bisa menyukai cerita ini. Awalnya saya pikir novel ini bicara soal perasaan terasing yang dimiliki pasangan lanjut usia, tapi ternyata ruang lingkupnya jauh lebih besar. Mungkin perbedaan ekspektasi ini yang membuat saya butuh waktu lagi untuk menyesuaikan diri dan menebak arah cerita.

    Hal lain yang membuat saya lambat untuk suka adalah bahasanya. Bahasa baku, gaul, serta Inggris bercampur di sepanjang cerita. Saya juga kurang sreg dengan gaya bahasa karakternya (Truly dan para mantu) yang menggunakan kata-kata seperti: "kaleee", "jenjong", "gimenong", "lamlekooom" (walau yang ini langsung diperbaiki dalam cerita), atau "lebay" (yang ini Wisnu). Gimana, ya. Kesannya eibiji lebail getoooh. Padahal usianya sudah.... ._.

    Lalu, setelah kupikir-pikir lagi, sebenarnya hubungannya Opa Kurt dan Oma Bee ini agak... ng, creepy. Mereka itu sengaja dipertemukan, dengan maksud untuk dijodohkan, saat Kurt 24 tahun (sudah mau lulus kuliah) dan Bee 12 tahun (baru lulus SD!).

    Tambah lagi reaksi Opa Kurt ditulis begini:
    Tapi Beatrice yang kutemui adalah seorang gadis kecil periang dan... sangat cantik. [...]. Dalam sekejap, aku seperti punya adik perempuan yang merepotkanku, namun juga membuatku belajar menyayangi, menjaga, melindungi membimbing, dan berbagi. Namun, di balik itu, tanpa dia sadari, aku sudah terpenjara dalam keindahannya sejak pertama bertemu (hal. 240)

    Kepada anak 12 tahun? Apa ini? Usaha membuat "Lolita" modern?

    Mengesampingkan soal usia Opa Kurt dan Oma Bee, "Home" adalah novel yang mengingatkan saya pada keluarga besar saya sendiri. Ya ramenya, cerewetnya, cerita-ceritanya. Terasa hangat dan dekat di hati. Saya juga suka dengan twist yang penulisnya siapkan.

    Untuk penulisan, saya menemukan ada penggunaan kata tidak baku 'merubah', yang harusnya 'mengubah', di hal. 163 dan 172.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 New Authors Reading Challenge

    View all my reviews

  2. 0 comments :

    Post a Comment