Rss Feed
  1. Nineteen Eighty-FourNineteen Eighty-Four by George Orwell
    My rating: 5 of 5 stars

    Judul: Nineteen Eighty-Four
    Penulis: George Orwell
    Penerbit: Penguin Books Ltd.
    Halaman: 355 halaman
    Terbitan: Januari 2004

    Hidden away in the Record Department of the sprawling Ministry of Truth, Winston Smith skilfully rewrites the past to suit the needs of the Party. Yet he inwardly rebels against the totalitarian world he lives in, which demands absolute obedience and controls him through the all-seeing telescreens and the watchful eye of Big Brother, symbolic head of the Party. In his longing for truth and liberty, Smith begins a secret love affair with a fellow-worker Julia, but soon discovers the true price of freedom is betrayal.

    Review

    I hate the introduction. Gara-gara baca bagian introduction-nya, malah kena bocoran cerita -_-. Kenapa harus taruh bocoran ceritanya di awal? Kalau memang mau taruh analisa bukunya, mending di belakang, deh.

    Nineteen Eighty-Four bercerita tentang Winston, seorang pria 39 tahun yang tinggal di Oceania, sebuah negara (semacam) totalitarian. Winston bekerja di Record Departement, sebuah departemen pemerintahan yang bertugas untuk menyesuaikan sejarah. Tugasnya adalah mengubah catatan-catatan sejarah yang ada (misalnya artikel di koran/majalah) agar sesuai dengan masa depan. Misal, pemerintah meramalkan bahwa jumlah produksi barang A adalah sejumlah X, tapi ternyata jumlah itu tidak sampai, maka tugas Winston adalah mengubah berita yang ada.

    All one knew was that every quarter astronomical numbers of boots were produced on paper, while perhaps half the population of Oceania went barefoot. And so it was with every class of reorded fact, great or small. Everything faded away into a shadow-world in which, finally, even the date of the year had become uncertain. (hal. 44)


    Winston, yang merasa tidak puas dengan kondisinya, merindukan sebuah kebebasan sejati. Dalam kondisi itu, dia mulai menjalin hubungan dengan Julia, gadis di Fiction Departement. Walau tahu bahwa hubungan mereka terlarang, Winston dan Julia tetap menjalankannya sebagai bentuk pembangkangan terhadap pemerintah. Tapi, berapa lama hubungan mereka akan bertahan tanpa diketahui, mengingat setiap langkah warga selalu diawasi oleh pemerintah?

    But you could not have pure love or pure lust nowadays. No emotion was pure, because everything was mixed up with fear and hatred. Their embrace had been a battle, the climax a victory. It was a blow struck against the party. It was a political act. (hal. 133)


    Yeah, ada banyak topik yang dibicarakan di buku ini. Tidak mungkin semuanya bisa dibicarakan di ulasan pendek ini. George Orwell membawa kita menelusuri sebuah dunia yang tidak memberikan tempat pada individualitas. Tidak ada ruang pribadi. Semuanya dilakukan untuk pemerintah. Semua gerakan diawasi oleh pemerintah atas nama Big Brother, sang tokoh pemimpin pemerintahan.

    Buku ini sendiri mungkin memiliki kelemahan-kelemahan seperti yang dipaparkan di introduction jilid yang kubaca. Misalkan tokohnya yang dibilang dua dimensi dan ada hanya untuk menunjukkan karakteristik pemerintahan yang ada. Kupikir mungkin ada benarnya, tapi mungkin memang akan seperti itu karakter yang ada mengingat bagaimana pemerintah mengondisikan masyarakatnya di buku ini. Kekurangan yang ada tidak membuat buku ini kemudian menjadi jelek, karena ada banyak poin kuat yang membuat buku ini "klasik".

    Saya juga akan memperingatkan bahwa "1984" bukanlah "The Hunger Games". "1984" adalah sebuah novel distopia "tradisional" dalam hal nuansanya yang menimbulkan depresi. Jadi, kalau mencari buku distopia yang optimis seperti THG, saya sarankan untuk membaca buku ini dengan pola pikir yang berbeda.

    Secara keseluruhan, seperti yang Ben Pimlott tulis di introduction, "erroneus thought is the stuff of freedom."

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2015 New Authors Reading Challenge
    - 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge


    View all my reviews

  2. 0 comments :

    Post a Comment