Rss Feed
  1. TerpesonaTerpesona by aL Dhimas & Sylvia L'Namira
    My rating: 2 of 5 stars

    Judul: Terpesona
    Penulis: aL Dhimas & Sylvia L'Namira
    Penerbit: Gagas Media
    Halaman: 268 halaman
    Terbitan: November 2012

    Selayaknya buku Gagas Duet lainnya, di buku ini juga terdapat 2 buah cerita dari 2 penulis berbeda. Kedua cerita ini tidak memiliki benang merah plot. Jadi bisa dibilang buku ini terdiri atas 2 buah novelet.

    The Promise
    Cerita karya aL Dhimas yang bercerita tentang Regan, seorang mantan pramugara yang pindah ke Medan untuk memulai bisnis toko bukunya. Kepindahan Regan bukan semata karena ingin membuka usahanya sendiri, tapi juga sebagai bentuk usahanya untuk melupakan Bian, mantan kekasihnya.

    Chimera
    Cerita karya Sylvia L'Namira yang bercerita tentang Ganesh, seorang pelukis jalanan yang kerap kali memimpikan seorang gadis. Ganesh terkejut ketika seorang pemuda memintanya untuk melukis calon tunangannya. Foto yang pria itu berikan sangat mirip dengan gadis bunga tidurnya.

    Review

    Buku kayak gini nih yang membuat saya merasa Goodreads harusnya menerapkan sistem setengah bintang di penilaiannya. Soalnya buku ini emang gak jelek sampai 1 bintang, tapi mau kasih 2 bintang juga, yah, it wasn't ok.

    The Promise
    Saya lebih suka cerita ini ketimbang cerita kedua. Saya suka dengan nuansa Medan yang ada. Saya suka pada logat Medan yang dipakai di sini. Itu memberi warna tersendiri dalam ceritanya.

    Ceritanya sendiri sudah bisa saya tebak sejak si Regan ketemu sama Bagas. Kerasa banget kalau jalur ceritanya ke arah sana. Makanya pas akhir ceritanya terkuak, saya sama sekali gak kaget.

    Yang saya kurang suka mungkin tokoh Hiro. Saya rasa dia terlalu dewasa untuk ukuran anak 7 tahun. Kalau saya mau bandingkan dia dengan tokoh David, tokoh anak kecil yang juga dibuat berwatak dewasa, di novel Pintu Harmonika, saya rasa Hiro ini terlalu dewasa. Kalau David saya masih bisa tangkap greget anak-anaknya. Kalau Hiro ini tidak terlalu bisa saya tangkap.

    Secara keseluruhan, menurutku cerita ini rapi, tapi agak kurang sisi emosionalnya. Bahkan di bagian Bagas menyatakan perasaannya ke Regan pun saya tidak merasa emosi apa-apa.

    Chimera
    Cerita ini menderita sindrom kurang emosi. Sama seperti di cerita pertama.

    Meurutku perpisahannya Ganesh dan Indi agak aneh. Cuma dijelaskan dengan Ganesh sudah berusaha cari Indi, tapi mereka kehilangan kontak. Tapi... mereka kan sudah tukaran alamat e-mail. Masa bisa sampai hilang kontak gitu sih selama bertahun-tahun? Menurutku bagian ini terasa aneh banget.

    Selain itu saya merasa "lawan"-nya Ganesh terlalu ringan di sini. Saya harapnya sih si Richard ini orang yang lebih baik, biar si Indi lebih merasa terbelah dua. Antara Ganesh atau Richard.

    Menurutku ceritanya terlalu buru-buru. Saya rasa cerita ini akan lebih cocok kalau formatnya lebih panjang. Satu novel penuh mungkin? Sehingga penulis ada lebih banyak ruang untuk menggali tokoh dan plotnya. Kalau yang cerita pertama sih, saya rasa sudah cocok untuk novelet.

    Overall

    Ceritanya lumayan menurut saya. It was ok kalau istilahnya Goodreads. Satu yang saya kurang suka adalah format kovernya. Bagian yang gambar dasinya itu bisa dibuka dan harus saya lipat lalu letakkan di halaman terakhir baru bisa saya baca novelnya. Soalnya dia membungkus dari belakang ke depan dan ini agak mengganggu. Rasanya kurang nyaman gitu pegang bukunya.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 Indonesian Romance Reading Challenge


    View all my reviews


  2. 0 comments :

    Post a Comment