My rating: 2 of 5 stars
Judul: Dongeng Semusim
Penulis: Sefryana Khairil
Penerbit: Gagas Media
Halaman: 257 halaman
Terbit: September 2009
Ketika menawarkan pernikahan pada Sarah, Nabil yakin sekali dia dapat membangun sebuah mimpi yang indah. Ketika menerima Nabil, Sarah yakin dia akan bahagia, walau ada konsekuensi yang harus dia bayar.
Sayangnya kehidupan pernikahan tidak semudah itu. Ketika tahu bahwa istrinya hamil, Nabil sama sekali tidak merasa bahagia. Sebaliknya dia merasa tersiksa karena bayangan "kebebasannya" yang akan hilang.
Sarah yang merasa kehilangan suaminya berusaha mati-matian untuk mengembalikan hubungan mereka. Sanggupkah Sarah dan Nabil memperoleh kembali hubungan mereka?
Review
Saya cukup kaget dengan nuansa Islami yang kental di novel ini. Kenapa kaget? Soalnya sejauh ini saya belum pernah nemu terbitan Gagas yang kental nuansa islaminya. Apalagi kali ini temanya digabung dengan tema metropop. Menarik.
Bagian awal cerita sudah dibuka dengan konflik yang menarik. Ceritanya soal Sarah yang sedang mempersiapkan pernikahannya. Salah satu keputusan besar Sarah saat menikahi Nabil adalah pindah agama. Hal ini membuat ayahya marah dan memutuskan untuk tidak datang ke pernikahan putrinya.
Saya suka dengan konflik yang penulisnya angkat ini, sayangnya bagian ini tidak digali lebih dalam. Soalnya selain si ayah, anggota keluarga lain kelihatannya tidak terlalu keberatan. Ya sih, saudaranya Sarah juga tidak terlalu merestui pernikahan Sarah, tapi sang ayah tetap merupakan "oposisi" utama di sini.
Apakah kemudian ada pertikaian antara Sarah dan sang ayah? Tidak. Sama sekali. Kenyataannya si ayah bahkan tidak muncul dalam cerita. Koreksi, muncul, tapi saat sudah meninggal. Jadi saya tidak menghitungnya sebagai muncul. Setelah sang ayah meninggal, berakhirlah konflik pindah agama Sarah. Mengecewakan.
Saya bisa cukup mengerti dengan tokoh Nabil. Seperti keinginannya untuk tidak mau buru-buru punya anak, tapi malah baru beberapa bulan menikah, istrinya sudah hamil. Saya bisa cukup paham dengan perasaan Nabil.
Konflik utama antara Nabil dan Sarah juga menarik untuk saya. Hanya saja kadang saya tidak mengerti akan kedua karakter ini. Kadang saya merasa mereka ditampilkan secara... buru-buru?
Maksudnya gini, di satu adegan Nabil marah-marah, tapi kemudian di adegan selanjutnya dia manggil Sarah 'sayang'. Atau Sarah yang merasa menyesal karena tidak sempat membahagiakan ayah, tapi setelah itu rasa penyesalannya seperti menguap begitu saja. Tidak digali lebih dalam. Kecepatan emosi karakternya ini kadang membuat saya merasa gak nyambung dengan mereka.
Akhir cerita? Yah, sudah kelihatan lah ya. Ada beberapa variasi kemungkinan, tapi tebakan happy end saya benar. Gak jelek kok dan merupakan akhir yang cukup memuaskan.
Secara keseluruhan, saya rasa tema yang diangkat Sefryana Khairil menarik di sini, hanya saja saya merasa pace ceritanya terlalu buru-buru. Ada banyak hal, seperti pertikaian antara Sarah dan ayahnya atau rasa bersalah Sarah yang bisa digali lebih dalam.
Buku ini untuk tantangan baca:
- 2013 New Authors Reading Challenge
- 2013 Indonesian Romance Reading Challenge
View all my reviews
Wah, reviewnya keren, novel ini cukup menarik memang... oiya, klu ada yang mau beli, di toko buku kami masih ada ya...