Rss Feed
  1. Review: Lapis Lazuli - Fenny Wong

    Friday, January 4, 2013

    Lapis LazuliLapis Lazuli by Fenny Wong
    My rating: 2 of 5 stars

    Kesan pertama saya tentang novel ini adalah...
      Photobucket
    Iya, itu memenya emang dibikin pake meme generator. Makanya ada censored gitu. Ada masalah? *heh

    Balik ke review. Seperti yang saya tulis di meme. Typo memang berseliweran di buku ini. Seriously. Kalau cuma sekali-dua kali sih masih bisa ditolerir, tapi ini sudah terlalu parah. Beberapa contoh typo:

    1. di depan ada typo kata "memeng". di hal 52 ada typo "Ia telah sebagai barang". di hal 54 ada kata menghiraukan yang kayaknya harus didahului kata tidak

    2. ada kata "lancing" di halaman 88 (harusnya lancang)

    3. ada kalimat "Jika Gondvana memiliki panas dan Luraxia memiliki sepanjang tahun" di hal. 93. he? memiliki apa? kayaknya ada kata yang kurang.

    4. kata "akuu" di halaman 99

    5. Penggunaan kata "ia" yang ambigu di hal. 104. Di sana dimulai dengan, "Antares membelainya. Ia mendongak, matanya saling pandang dengan jenderal tua itu."
    menurutku, kata ia di sini malah lebih merujuk ke Antares. Soalnya ada namanya disebut pada awal paragraf. Walau deskripsi selanjutnya memang lebih merujuk pada anaknya sih.

    6. Aran terbangun lagi mimpinya (hal. 120). kurang kata "dari".

    7. kata "tanay" (harusnya tanya) di hal. 136

    8. kata "merubah" di hal. 148. bentuk bakunya itu mengubah.

    9. saya juga lihat pengarang ada kecenderungan menulis kata "dimana", yang harusnya dipisah, karena kata "mana" merujuk kata tempat. semacam "di mana kamu letakkan benda itu?" seperti itulah.
    setahu saya sih, di bahasa Indonesia tidak mengenal bentuk "dimana" yang merupakan terjemahan dari bentuk "where". Jadi kalimat semacam "the town where he was born" tidak diterjemahkan sebagai "kota di mana ia dilahirkan", tapi jadi "kota tempat ia dilahirkan" (baca di bukunya J. S. Badudu bukan yah? lupa XD *dilempar) untuk yg ini CMIIW yah.

    Ini editornya pada ke mana sih? Sini saya aja yang bersihin naskahnya. *eaa *EdisiCariJob

    Masih ada beberapa lagi, cuma berhubung saya bacanya di pesawat, jadi gak nyatet :p

    Hadeuh, ngomentarin typo aja jadi panjang begindang. Ceritanya sendiri lumayan bagus sih menurutku. Masih tetap fantasi x romans seperti Fleur. Cuma pas di awal-awal sih, saya rada bingung sama karakter-karakternya. Serius. Saya bingung siapa yang mana dan dari mana. Baru pas masuk ke bagian Lethia, saya bisa lebih dapet siapa yang mananya.

    Kalau buat saya sih, mungkin buku ini akan lebih bagus kalau dibuat bentuk logi. Jadi tiga buku gitu? Saya lihat pengarang sudah cukup banyak melakukan riset. Sistem kerajaannya cukup bagus, sistem perangnya, hingga intrik politiknya juga bagus dan sangat potensial untuk digali lebih dalam (dengan menjadikan kisah romans Aran-Lethia sebagai salah satu plot).

    Perasaan antar tokohnya juga bisa lebih digali, saya lihat sih agak keburu-buru (entah faktor halaman atau bagaimana). Khususnya di bagian awal antara Aran dan Lethia. Rasanya perasaan Lethia agak "Mendadak Suka". Padahal ngegalaunya bisa lebih ditunjukkan :p

    Satu lagi faktor minus buku ini, lagi-lagi. datang dari masalah cetakannya. Kover bukunya, yang sampai di saya, sangat berantakan. Entah rusak pas dikirim, entah aslinya memang begindang. Tepi kovernya agak bergelombang. Antara potongannya memang tidak rapi, atau agak rusak pas dikirim. Di bagian dalam juga, masih ada bagian yang agak kotor seperti yang saya keluhkan di Fleur (penerbitnya sama btw). Selain itu ada halaman yang cetakan hurufnya bermasalah. Ada bagian yang agak terhapus dan sedikit naik dari tempat seharusnya. Huft, Diva Press harus servis mesin cetak deh kayaknya.

    Btw, saya sempat ketahan lama di hal. 104 gara-gara:
    Wajah Lethia terlalu mirip dengan Balvier Desmares, seseorang yang tidak bisa Antares lupakan. Alasan mengapa senyuman Balvier bisa membuatnya lega adalah cerita yang sama sekali lain, yang tidak seorang pun perlu tahu.


    Woot. Saya langsung bolak-balik nyari jenis kelaminnya Antares. Pas baca bagian itu saya langsung bereaksi, "Loh? Antares ini cewek?", cuma jelas-jelas dia cowok gitu kok. Dan Balvier juga cowok. Dan membaca paragraf itu imajinasi saya pun menjadi liar. Kalau kisah masa lalu mereka adalah seperti "itu" (silahkan ganti "itu" dengan imajinasi Anda sendiri), maka mereka harus punya novel spin-offnya mereka sendiri. Harus!

    Cuma di belakang diceritakan kisah masa lalu mereka. Dan saya salah. *sigh *kecewa *heh

    (eh, btw kalau motifnya disembunyikan mungkin bisa jadi potensial spin off kali yah X3)

    Aslinya mau kasih tiga bintang, tapi masalah typo dan hasil cetakan membuat saya menyimpan satu bintang untuk diri sendiri. Semoga ke depannya masalah-masalah ini bisa diperbaiki.

    Btw, thank you buat Fenny yang sudah memberikan buku gratis bertanda tangan buat saya XD
    Thanks loh ya :3

    View all my reviews


  2. 0 comments :

    Post a Comment