Rss Feed
  1. TouchéTouché by Windhy Puspitadewi
    My rating: 2 of 5 stars

    Judul: Touché
    Penulis: Windhy Puspitadewi
    Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 208 halaman
    Terbit: May, 2011

    Touché, yang dibaca tusye, adalah orang-orang berkemampuan khusus yang dapat mengaktifkan kemampuannya dengan menyentuh orang lain. Di sini kita bertemu dengan Riska yang dapat merasakan emosi orang lain, Indra yang dapat membaca pikiran orang lain, Dani yang dapat mengetahui isi suatu buku hanya dengan menyentuhnya, dan Pak Yunus yang datang untuk memberitahu mereka tentang kemampuan mereka sebagai tusye.

    Riska, Indra, dan Dani mulai sadar akan kondisi mereka yang dalam bahaya ketika Pak Yunus memberitahu mereka bahwa para tusye di seluruh dunia sedang menghilang karena ulah suatu organisasi tertentu. Ketika Pak Yunus juga ikut-ikutan hilang, ketiga sekawan itu memutuskan untuk mencari guru mereka itu.

    Review
    Satu lagi teenlitxfantasi lokal. Konsep ceritanya cukup menarik, walau bukan barang baru juga sih, tapi gak masalah lah.

    Jujur saya tidak begitu suka dengan seluruh karakter di buku ini. Bukan karena sifat mereka menyebalkan atau bagaimana. Rasa tidak suka saya lebih ke arah penokohan mereka yang rada mirip-mirip. Jujur pas di awal-awal saya bahkan kesulitan membedakan antara Indra dan Dani. Kalau Riska sih masih mending berhubung dia satu-satunya tokoh cewek. Pak Yunus sendiri penokohannya mirip dengan Indra dan Dani, untung ada faktor usia dan posisi yang membedakannya dari kedua anak itu.

    Masih soal karakter. Di blurb kan dimulai dengan soal Riska, jadi saya mengira si Riska ini tokoh utama cerita. Ternyata dia cuma tokoh sampingan. Seriously. Buat saya, dia hanya berfungsi sebagai penambah rasa romansa dalam cerita. Tidak lebih. Dia juga tidak memiliki karakteristik yang menonjol. Terasa tawar.

    Saya juga sebenarnya merasa agak terganggu dengan bahasa gado-gadonya Pak Yunus. Sebenarnya mungkin cocok, mengingat dia lama tinggal di luar negeri. Tambah lagi dia juga bukan karakter pertama yang saya baca yang ngomongnya gado-gado. Hercule Poirot juga gado-gado. Masalahnya saya suka gado-gadonya Poirot dan gak demen sama punyanya Pak Yunus.

    Saya rasa sih penyebabnya ada di penokohan. Seperti keluhan yang saya ajukan di awal, penokohan di novel ini terlalu tipis, sehingga saya gak terlalu terhubung dengan karakter-karakternya. Akibatnya tidak ada karakter yang saya suka.

    Masuk dalam cerita, saya sudah bisa menebak akhirnya bagaimana. Ada terlalu banyak petunjuk untuk bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi. Cuma saya suka dengan kejutan akhir di endingnya. Itu menutupi semua tanda tanya besar yang saya miliki di sepanjang cerita dan juga faktor yang menolong buku ini naik dari bintang 1 ke bintang 2.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 New Authors Reading Challenge
    - 2013 TBR Pile Reading Challenge
    - 2013 Indonesian Romance Reading Challenge


    View all my reviews

  2. 0 comments :

    Post a Comment